Ikhbar.com: Psikolog anak dan keluarga dari Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), Samanta Elsener, mengungkapkan sejumlah dampak negatif yang mungkin terjadi jika anak dimasukkan ke Sekolah Dasar (SD) sebelum waktunya.
“Persiapan perkembangan psikososialnya perlu dilihat. Jika anak secara hasil psikotesnya mampu untuk mengikuti proses belajar di SD, maka orang tua dapat menyekolahkan anak masuk SD di usia 6 tahun. Jika tidak, maka tidak akan direkomendasikan oleh psikolog untuk masuk SD,” ujar Samanta, dikutip dari ANTARA, pada Sabtu, 6 Juli 2024.
Baca: Wahai Kaum Bapak, Ini Peran Penting Ayah dalam Pengasuhan Anak
Samanta menekankan bahwa kesiapan anak untuk masuk SD sangat bergantung pada kemampuannya berinteraksi dengan lingkungan baru. Rata-rata anak siap mengikuti pembelajaran di usia 6-7 tahun. Namun, kenyataannya, banyak anak yang dimasukkan ke SD sebelum waktunya.
Dampak buruk yang mungkin terjadi adalah anak menjadi malas belajar hingga merasa tertekan. Akibatnya, orang tua sering menerima keluhan dari guru mengenai prestasi belajar anak yang menurun.
“Hal ini disebabkan karena anak belum siap secara mental dan kognitif untuk memulai sesuatu yang baru,” ujar Samanta.
“Dalam hal ini, secara psikososial dan emosional ini menjadi penting bagi anak untuk melihat kesiapannya agar ia dapat mengikuti kegiatan belajar di sekolah dengan menyenangkan,” ungkap dia.
Samanta menyarankan agar orang tua lebih proaktif dalam membantu anak beradaptasi dengan lingkungan baru. Anak perlu diajarkan berinteraksi dengan banyak orang dan bermain bersama teman untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasi.
Dalam rangka mencegah anak menjadi pelaku atau korban perundungan (bullying) di sekolah, Samanta menyarankan orang tua untuk menjalin hubungan baik dengan orang tua siswa lain. Hal ini bisa dilakukan dengan mengadakan kegiatan bermain bersama yang dapat mengajarkan anak saling menyayangi dan menghargai.
Baca: HP Bisa Menghambat Perkembangan Anak
“Jangan lupa juga untuk mengajarkan anak memakai sepatunya sendiri, ganti baju dan lulus toilet training. Pastikan anak bisa makan sendiri dan mampu berpisah dari orang tua dalam waktu lama agar kemandiriannya makin terbentuk,” pungkasnya.