40% Gen Z tak Bisa Menulis Pakai Tangan

Ilustraai Gen Z menulis. Foto: Unsplash

Ikhbar.com: Penurunan keterampilan menulis di kalangan Generasi Z atau Gen Z menjadi perhatian serius dalam studi terbaru Universitas Stavanger, Norwegia. Penelitian yang dimuat dalam Indian Defense Review ini mengungkapkan bahwa sekitar 40% generasi Z kehilangan keterampilan menulis. Fenomena itu diduga akibat pergeseran ke komunikasi digital.

Kemajuan teknologi, seperti aplikasi perpesanan WhatsApp dan media sosial lainnya mendorong generasi Z untuk lebih sering mengetik dibandingkan menulis tangan. Penggunaan keyboard layar sentuh kini mendominasi berbagai aktivitas, mulai dari tugas akademik hingga komunikasi sehari-hari.

Laporan dari The Independent Singapura menyoroti bahwa perubahan ini berpotensi menjadikan Gen Z sebagai kelompok pertama yang kesulitan dalam keterampilan menulis tangan. Studi Universitas Stavanger juga menunjukkan bahwa hilangnya kebiasaan menulis manual berdampak pada kemampuan komunikasi yang lebih mendalam.

“Menulis tangan diketahui melibatkan keterampilan motorik halus serta fokus mental yang mendukung retensi memori dan pemahaman yang lebih baik dibandingkan mengetik. Namun, banyak pelajar Gen Z saat ini mengalami kesulitan saat diminta menulis tangan karena kurangnya latihan,” tulis riset tersebut dikutip pada Rabu, 29 Januari 2025.

Baca: 63 Persen Gen Z Habiskan Waktu di Medsos selama 2024

Laporan dari Turkiye Today bahkan menemukan bahwa sebagian besar anak muda menganggap menulis tangan sebagai tugas yang membingungkan atau sulit. Siswa kerap menghasilkan tulisan yang tidak terbaca dan kesulitan mengekspresikan ide secara jelas di atas kertas.

Salah satu dosen bernama Prof. Nedret Kiliceri menyebut bahwa banyak mahasiswa menghindari penulisan panjang dan lebih memilih kalimat singkat yang kurang memiliki struktur dan koherensi.

“Situasi ini memunculkan kekhawatiran bagi pendidik, orang tua, dan pembuat kebijakan. Diperlukan langkah strategis untuk menyeimbangkan penggunaan teknologi dengan keterampilan menulis tangan dalam sistem pendidikan,” katanya.

Ia khawatir tren ini berpotensi mengubah cara generasi mendatang dalam berkomunikasi. Sebab menurutnya, cara instan akan kehilangan aspek personal dan mendalam.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.