Ikhbar.com: Grup band metal asal Arab Saudi, Immortal Pain menggelar konser megah dan meriah di Comic Con Arabia, Kota Jeddah, pada Jumat, 1 Desember 2023, malam. Seribuan penggemar hanyut dalam hentakan musik dibarengi dengan bernyanyi dan bersorak bersama dengan kompak.
Immortal Pain telah berkecimpung di dunia rock dan metal sejak akhir 2005. Mulanya, band ini hanya beranggotakan dua orang.
Vokalis Immortal Pain, Emad Ashoor menceritakan, band tersebut ia bentuk bersama sang gitaris, Rasheed Attar. Kemudian, ia merekrut Moayad Al-Shammari sebagai drumer, serta Anan Al-Sabban di posisi bassis.
“Lalu kami menandatangani kontrak dengan perusahaan rekaman Saudi Wall of Sound, tahun lalu,” katanya, dikutip dari Arab News, Ahad, 3 Desember 2023.
Baca: Pertama dalam Sejarah, Bioskop Hadir di Kota Madinah

Ashoor melanjutkan, Immortal Pain didirikan di atas prinsip kebersamaan. Semua anggota di dalamnya disebut terlibat dalam pembuatan materi lagu maupun video klip.
“Semuanya dimulai dengan inspirasi,” katanya.
“Kami berempat berkumpul, membicarakan pertemuan terbaru kami dalam hidup dan bagaimana perasaan kami,” sambut sang drummer, Al-Shammari.
“Kemudian kami mengekspresikan semuanya dalam musik. Kami membiarkan instrumen kami berbicara mewakili kami,” katanya lagi.

Bahkan, lanjut Al-Shammari, musik cadas yang ia kerap tampilkan di hadapan penggemar terpengaruh dari hal-hal yang dianggap tak biasa.
“Misalnya, di suatu hari saya sedang melewati sebuah lokasi konstruksi. Lalu, suara-suara pembongkaran dan pengeboran bangunan menginspirasi saya untuk membuat sebuah lagu berdasarkan kebisingan dari lokasi tersebut,” ungkapnya.
Untungnya, kata Al-Shammari, sang vokalis memiliki kegemaran dalam menyusun lirik-lirik yang puitis. Meskipun hingga saat ini lagu-lagu yang ditulis masih berbahasa Inggris.
“Tapi kami terbuka terhadap tantangan untuk menulis dalam bahasa Arab,” katanya.
Al-Shammari menceritakan bagaimana empat sekawan itu saat berproses kreatif. Biasanya, setelah lirik disepakati dan siap, mereka menyusun melodi dan mengaransemen musiknya secara total.
Menurut mereka, memasyarakatkan musik keras di Arab Saudi tentu bukan perkara gampang. Pasalnya, para pendengar lokal masih menganggap tabu lagu rock karena dinilai bagian dari budaya Barat.
“Untungnya keluarga kami mendukung. Dukungan itu sangat berarti di saat kami masih sangat kesulitan untuk meraih perhatian di pasar musik Saudi,” katanya.
Baca: Unsur Sufistik dalam Lagu-lagu Efek Rumah Kaca
Mulanya, Immortal Pain hanya mendapatkan perhatian dari beberapa orang, kemudian terus bertambah hingga konsernya mampu diminati hingga 1.000 penonton.
Kini, Al-Shammari juga dengan bangga menceritakan bahwa mereka telah menerima undangan untuk tampil di Jerman.
“Ya, meskipun belum ada konfirmasi lebih lanjut. Tetapi kami berharap semuanya akan berhasil dan lancar sehingga bisa mulai merambah pasar internasional,” katanya.