Ikhbar.com: Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto mendapatkan sorotan dari media asing.
Media daring berbahasa Inggris, The New York Times, menyebut Presiden Prabowo bersikukuh bahwa program MBG di sekolah adalah investasi masa depan bangsa.
Namun, di tengah melambatnya ekonomi dan meningkatnya pengangguran, kebijakan tersebut dipertanyakan.
“Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan tingkat pengangguran Indonesia akan naik menjadi 5% tahun ini—tertinggi kedua di Asia setelah Tiongkok. Meski pemerintah mengeklaim ekonomi tumbuh stabil sekitar 5% per tahun, kenyataan di lapangan berkata lain,” tulis The New York Times, pada Kamis, 3 Juli 2025.
Baca: 40 Siswa Keracunan MBG, Badan Gizi Nasional Perketat SOP
Media itu juga mencatat, untuk mendanai janji kampanyenya, termasuk makan siang gratis dan perumahan murah, Presiden Prabowo mengalihkan anggaran besar, memangkas dana kementerian utama, dan memecat ribuan pegawai pemerintah.
Para ekonom menilai langkah ini justru memperburuk ketergantungan ekonomi terhadap belanja negara.
Sementara itu, sektor industri terpukul oleh melambatnya permintaan dalam dan luar negeri, serta membanjirnya impor murah dari Tiongkok.
Banyak pabrik tutup dan pekerja terpaksa banting setir menjadi sopir ojek daring atau kerja serabutan.
Bulan lalu, pemerintah meluncurkan stimulus dua bulan senilai Rp24 triliun, mencakup subsidi transportasi, bantuan sembako, dan subsidi gaji, demi mengejar target pertumbuhan 8%.
“Program makan gratis, yang rencananya menjadi terbesar kedua di dunia, dikritik akibat kasus keracunan makanan, dugaan korupsi, dan tantangan distribusi di ribuan pulau Indonesia,” tulis media itu.
Baca: Pemerintah Berencana Tambah Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp100 Triliun
Anggaran program makan gratis tahun ini pun dipangkas dari Rp720 triliun menjadi Rp448 triliun. Pemerintah juga mengakui defisit anggaran akan jadi yang terbesar dalam beberapa dekade, di luar masa pandemi.