7 Mahasiswa AS Pro-Palestina Lolos dari Tuntutan Usai Setahun Persidangan

Para pengunjuk rasa berjalan di seluruh kampus untuk menyatakan dukungan bagi warga Palestina di Gaza pada 21 November 2024 di Universitas Michigan di Ann Arbor, Michigan, Amerika Serikat. Foto: Reuters/Emily Elconin

Ikhbar.com: Jaksa Agung Michigan, Amerika Serikat (AS), Dana Nessel, resmi menghentikan tuntutan terhadap tujuh mahasiswa Universitas Michigan yang didakwa melakukan pelanggaran saat aksi pro-Palestina tahun lalu.

Keputusan ini diambil hampir setahun setelah proses hukum yang menurut Nessel berubah menjadi “atmosfer seperti sirkus”.

Para mahasiswa itu ditangkap pada Mei 2024 karena dianggap menerobos dan melawan petugas saat mengikuti protes damai di kampus. Meski Nessel tetap yakin mereka bersalah, ia menyatakan kasus ini bukan lagi penggunaan sumber daya negara yang bijak.

Baca: Gelombang Represi terhadap Mahasiswa Pro-Palestina di AS Semakin Menguat

“Kami merasa dibenarkan karena kasus ini dibatalkan,” ujar pengacara pembela, Jamil Khuja, dikutip dari Al Jazeera, pada Selasa, 6 Mei 2025.

“Mereka tidak melakukan pelanggaran apa pun. Mereka hanya menyampaikan aspirasi politik di ruang publik,” tambahnya.

Kasus ini menarik perhatian nasional karena dianggap mencerminkan tekanan terhadap gerakan pro-Palestina dan kebebasan berpendapat di AS.

Khuja menilai tuntutan tersebut bias, apalagi Nessel sempat berseteru dengan anggota Kongres Rashida Tlaib, satu-satunya anggota Kongres keturunan Palestina yang membela slogan “From the river to the sea, Palestine will be free.”

Baca: Mahasiswa Pro-Palestina Ditahan, Senator AS Sebut Ini ‘Aib Nasional’

Tak lama setelah tuntutan diajukan, Tlaib menuduh Nessel menunjukkan bias dalam kebijakan hukum. Nessel membalas dengan menuduh Tlaib antisemitisme, meskipun Tlaib tak pernah menyebut agama atau identitas Yahudi sang jaksa.

Khuja menegaskan, kasus ini lebih besar dari sekadar mahasiswa atau politisi.

“Amandemen Pertama konstitusi melindungi semua bentuk ekspresi. Namun akhir-akhir ini, kebebasan itu diserang demi membungkam kritik terhadap Israel,” katanya.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.