Berapa Tagihan Listrik Masjidil Haram? Segini Biaya Perbulannya

Suasana Masjidil Haram pada 10 hari terakhir Ramadan 2025. Foto: Saudi Press Agency (SPA)

Ikhbar.com: Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi sebagai pusat ibadah utama umat Islam memiliki konsumsi listrik yang luar biasa besar. Setiap bulan, tagihan listrik untuk operasional masjid ini mencapai sekitar 15 juta riyal Saudi (SR) atau sekitar USD4 juta.

Jika dikonversi ke rupiah, jumlah tersebut setara dengan Rp66 miliar. Angka ini mencerminkan besarnya kebutuhan energi untuk mendukung fasilitas dan kenyamanan jutaan jemaah yang datang dari berbagai penjuru dunia.

Dikutip dari laporan TV Saudi Al Ekhbariya, Masjidil Haram mengonsumsi hampir 100 megavolt ampere (MVA) listrik setiap harinya. Jumlah ini sebanding dengan kebutuhan energi kota-kota kecil.

Konsumsi listrik yang tinggi ini tak lepas dari luasnya kompleks masjid serta banyaknya fasilitas yang terus dikembangkan, terutama setelah perluasan ketiga yang menjadi ekspansi terbesar dalam sejarah masjid tersebut. Proyek perluasan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas hingga lebih dari 2 juta jemaah yang bisa beribadah secara bersamaan.

Baca: Jemaah Membeludak selama Ramadan, Masjidil Haram Terapkan ‘One Way’

Masjidil Haram dilengkapi dengan berbagai fasilitas canggih yang memerlukan pasokan listrik besar untuk mendukung operasionalnya. Berikut beberapa sistem utama yang berkontribusi terhadap tingginya konsumsi energi:

  • 8.000 pengeras suara yang memastikan suara imam dan doa dapat terdengar di seluruh area masjid.
  • 8.000 lebih kamera pengawas yang memantau keamanan di dalam dan sekitar masjid.
  • Sistem pencahayaan dengan lebih dari 120.000 lampu yang menerangi masjid sepanjang waktu.
  • Pendingin udara berkapasitas 155.000 ton yang didukung oleh 883 unit AC, menjaga kenyamanan jemaah.
  • 4.323 kipas ventilasi dan sistem kabut untuk memperlancar sirkulasi udara.
  • 519 eskalator yang membantu mobilitas jemaah di dalam kompleks masjid.
  • 100 layar digital dengan 16 bahasa untuk memberikan informasi kepada jemaah internasional.

Besarnya biaya listrik Masjidil Haram memunculkan berbagai perdebatan. Sebagian pihak mengusulkan agar pembiayaan operasional ini dapat ditopang pajak khusus atau kontribusi dari bisnis dan hotel di Makkah. Langkah ini dinilai dapat membantu mengurangi beban anggaran pemerintah Saudi, sekaligus memastikan keberlanjutan operasional masjid.

Lonjakan jemaah saat Ramadan

Jemaah di Masjidil Haram akan meningkat setiap bulan Ramadan. Ratusan ribu umat Islam dari berbagai negara berbondong-bondong datang untuk beribadah. Peningkatan jumlah jemaah ini membuat konsumsi listrik melonjak drastis, terutama pada 10 hari terakhir bulan suci.

Pihak berwenang di Makkah telah melakukan berbagai upaya untuk mengelola lonjakan ini, termasuk memperkuat sistem keamanan, transportasi, serta fasilitas di dalam masjid. Investasi dalam teknologi dan infrastruktur modern bertujuan untuk memberikan pengalaman ibadah yang lebih nyaman dan tertib bagi para jemaah.

Dengan berbagai tantangan operasional yang dihadapi, Masjidil Haram terus berupaya menjadi tempat ibadah yang efisien dan ramah jemaah. Namun, tantangan terkait konsumsi energi dan biaya operasional tetap menjadi isu penting yang perlu dicarikan solusi demi keberlanjutan masjid suci ini.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.