Ikhbar.com: Penelitian terbaru menunjukkan bahwa infeksi Koronavirus 2019 (Covid-19) yang parah dapat menyebabkan peradangan di pusat kontrol otak. Pemindaian menggunakan pencitraan resonansi magnetik (MRI) pada 30 pasien yang dirawat di rumah sakit akibat Covid di awal pandemi, sebelum vaksin diperkenalkan, menunjukkan tanda-tanda peradangan di batang otak.
Struktur kecil namun penting ini mengatur fungsi tubuh yang vital seperti pernapasan, detak jantung, dan tekanan darah.
Hasil pemindaian menunjukkan bahwa infeksi Covid yang berat dapat memicu reaksi imun yang meradang batang otak, dan kerusakan yang diakibatkan dapat menghasilkan gejala, seperti sesak napas, kelelahan, dan kecemasan yang berlangsung berbulan-bulan setelah pasien keluar dari rumah sakit.
Baca: Varian Baru Covid-19 Kepung Amerika dan Eropa, Lebih dari 600 Kasus Dilaporkan
Seorang ilmuwan saraf di Universitas Cambridge, sekaligus penulis utama studi ini, Dr. Catarina Rua, menyatakan bahwa ketidaknormalan di bagian otak yang berkaitan dengan pernapasan menunjukkan bahwa, gejala jangka panjang adalah akibat dari peradangan di batang otak pasca infeksi Covid-19.
Proyek ini dimulai sebelum para peneliti dan pejabat kesehatan masyarakat menyadari adanya long Covid atau covid jaangka panjang, suatu kondisi pasca-covid kronis yang diperkirakan memengaruhi 2 juta orang di Inggris dan Skotlandia, serta puluhan juta secara global.
Banyak penderita long Covid melaporkan sesak napas dan kelelahan, yang meningkatkan kemungkinan bahwa peradangan otak juga dapat berkontribusi pada gejala mereka.
“Kami tidak meneliti orang-orang yang menderita Covid dalam jangka waktu lama, tetapi mereka sering kali mengalami efek sesak napas, dan kelelahan dalam jangka panjang, serupa dengan gejala yang dialami orang-orang yang terkena dampak sangat parah ini, enam bulan setelah mereka dirawat di rumah sakit,” ujar Dr. Rua, dikutip dari The Guardian, pada Selasa, 8 Oktober 2024.
Rua menambahkan, meskipun mereka tidak mempelajari orang-orang dengan long Covid secara langsung, gejala yang mirip dengan pasien yang sangat parah yang mereka pelajari enam bulan setelah dirawat di rumah sakit menunjukkan adanya kemungkinan perubahan pada batang otak pada penderita long Covid.
Baca: Mitigasi Dampak Covid-19, Ketum Muhammadiyah Terima Penghargaan Manajemen RS se-Asia
Para peneliti menggunakan pemindai MRI 7 Tesla yang kuat untuk memindai otak pasien, sehingga dapat melihat detail cukup jelas untuk mendeteksi peradangan, dan kelainan mikrostruktur dalam jaringan batang otak. Semua pasien yang diteliti dirawat di rumah sakit dengan Covid parah di awal pandemi.
Pemeriksaan menunjukkan keabnormalan yang terkait dengan peradangan di berbagai bagian batang otak, yang dimulai beberapa minggu setelah pasien dirawat. Kerusakan ini masih terlihat dalam pemindaian lebih dari enam bulan kemudian.
Kerusakan pada batang otak juga mungkin berkontribusi pada masalah kesehatan mental, yang dihadapi beberapa pasien pasca infeksi Covid.
Dalam studi tersebut, pasien dengan tingkat peradangan batang otak tertinggi mengalami gejala fisik paling parah, serta tingkat depresi dan kecemasan tertinggi.