Ikhbar.com: Seni hadrah dan rebana kasidah sepintas terdengar sama. Namun, ternyata kedua kesenian Islam itu memiliki perbedaan yang cukup mencolok, baik dari cara memainkan alat maupun dari lagu yang dibawakannya.
Demikian disampaikan salah satu juri lomba rebana kasidah dan hadrah yang diselenggarakan Pengurus Cabang (PC) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Cirebon, Yoga, pada Kamis, 9 November 2023.
“Alat musik kasidah harus berupa tepukan, tidak boleh menggunakan alat bantu untuk memukul,” ujar Yoga, di sela-sela penjurian lomba yang digelar di Panggung Utama Pekan Raya Cirebon (PRC), Lapangan Jogging Track, Watubelah, Sumber, Kabupaten Cirebon, itu.
Baca: Unsur Sufistik dalam Lagu-lagu Efek Rumah Kaca
Sudah ada aturan resmi
Menurutnya, aturan dasar kasidah telah disusun Lembaga Seni Qasidah Indonesia (Lasqi) selaku organisasi induk kesenian tersebut.
“Hadrah tidak butuh koreografi atau gerakan. Memainkannya cukup dengan duduk. Jika ada gerakan pun, paling hanya sedikit dan tidak sampai berdiri,” katanya.
Sedangkan kasidah mengharuskan banyak gerakan dengan ketukan musik yang juga terdengar bervariatif. Selain itu, lagu selawat yang dibawakan juga harus khas kesenian tersebut.
“Lagu yang dibawakan nadanya harus khas kasidah, bukan, misalnya, nada dangdut,” jelas dia.
Yoga sedikit menyayangkan adanya peserta yang masih belum memahami aturan main rebana kasidah ini. Jika diminta, pihaknya bersedia untuk menyosialisasikan aturan baku yang mesti dipahami para penggiat kasidah.
“Peserta bagus-bagus, tapi sangat disayangkan sekali ada yang belum paham soal aturan rebana kasidah ini. Paling kentara itu mereka masih menggunakan alat pukul,” ucapnya.
Baca: Pergulatan Muhammadiyah dan NU dalam Sebuah Lagu
Diharap semakin berkembang
Meski demikian, Yoga tetap mengapresiasi adanya lomba kasidah dan hadrah tersebut. Ia berharap, melalui kompetisi ini, grup kasidah di Kabupaten Cirebon bisa berkembang lebih baik lagi.
“Harapan melalui kegiatan ini akan lahir grup kasidah yang mumpuni dari Kabupaten Cirebon. Dengan demikian, mereka mampu bersaing di kancah nasional,” tandasnya.
Sementara itu, Sekretaris pelaksana, Evi mengatakan, lomba rebana kasidah dan hadrah se-Kabupaten Cirebon ini digelar sebagai ajang silaturrahmi.
“Selain itu lomba ini sekaligus meramaikan rangkaian peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2023 PCNU Kabupaten Cirebon,” katanya.
Ada 20 tim yang terdiri dari 13 grup sebagai peserta lomba rebana kasidah, dan tujuh grup ikut cabang lomba hadrah.
“Pesertanya itu dari Pengurus Anak Cabang (PAC) Muslimat NU se-Kabupaten Cirebon dan juga ada dari pesantren,” jelas dia.
Ia berharap, dengan diadakannya lomba rebana kasidah dan hadrah ini kian membiasakan masyarakat Cirebon untuk berselawat kepada Nabi Muhammad Saw.
“Ke depannya, saya harap Ibu-ibu Muslimat NU lebih semangat lagi dalam berlatih. Diniatian tidak sekadar ikut lomba, tapi sebagai ajang untuk terus mensyiarkan selawat,” ucap Evi.
Evi menyampaikan, para pemenang dalam lomba ini akan mendapatkan pembinaan lebih lanjut untuk kemudian didelegasikan ke kompetisi yang jenjangnya lebih tinggi.
“Bagi yang belum menang, saya harap ini dijadikan ajang untuk belajar agar bisa lebih baik lagi,” tuturnya.
Ajang ini, kata dia, sekaligus pembuktian bahwa Muslimat NU memiliki potensi yang bisa dikembangkan, salah satunya yakni kemampuan dalam melantunkan qasidah.
Berikut daftar pemenang lomba hadrah dan rebana qasidah PC Muslimat NU Kabupaten Cirebon:
Lomba rebana kasidah:
Juara 1 PAC Muslimat NU Astanajapura
Juara 2 PAC Muslimat NU Dukupuntang
Juara 3 PAC Muslimat NU Pabedilan
Juara harapan PAC Muslimat NU Babakan.
Lomba hadrah :
Juara 1 PAC Muslimat NU Astanajapura
Juara 2 Pondok Pesantren Nurul Huda Babakan Ciwaringin
Juara 3 PAC Muslimat NU Dukupuntang.