Ikhbar.com: Baru-baru ini viral sebuah video yang menayangkan seorang ibu nekat melakukan percobaan bunuh diri sekaligus membuang bayinya di perlintasan KRL Jakarta Selatan. Beruntung, aksi yang dilakukan pada Sabtu, 4 September 2023 itu berhasil digagalkan petugas.
Berdasarkan informasi yang beredar, perempuan tersebut diduga mengalami sindrom baby blues dan stres pasca-melahirkan.
Dikutip dari Halodoc.com, sindrom baby blues merupakan kondisi mental berupa munculnya perasaan cemas dan sedih berlebihan yang sering dialami perempuan usai melahirkan. Kondisi tersebut biasanya hanya berlangsung selama 14 hari.
“Meskipun sebagian besar perempuan dapat pulih dengan sendirinya tanpa perawatan profesional, tetapi beberapa dari mereka berpotensi mengalami kondisi yang lebih serius,” tulis Halodoc, dikutip Rabu, 6 September 2023.
“Contohnya seperti gangguan kecemasan atau depresi perinatal yang memerlukan perhatian medis,” imbuhnya.
Menurutnya, jika tidak ditangani dengan baik, kondisi tersebut bisa membahayakan kesehatan ibu dan bayi. “Baby blues berkaitan dengan perubahan emosional dan fisik yang terjadi saat melahirkan,” jelasnya.
Sementara itu, laporan penelitian berjudul How to Cope With Baby Blues: A Case Report (2022) menyebutkan, persentase ibu melahirkan mengalami sindrom baby blues cukup besar, yakni 50 hingga 85 %.
“Umumnya kondisi tersebut muncul antara hari kesatu sampai kelima dan dapat mereda dalam 10 hari,” tulis penelitian itu.
Baca: Tafsir QS. Al-Baqarah Ayat 260: Berpikir Kritis ala Nabi Ibrahim
Mencontoh istri Imran
Fase mengandung bagi seorang ibu bisa dijadikan ladang untuk semakin dekat dengan Allah. Inilah yang dilakukan istri Imran yang kelak melahirkan sosok bernama Maryam. Allah Swt berfirman dalam QS. Ali Imran: 35.
اِذْ قَالَتِ امْرَاَتُ عِمْرٰنَ رَبِّ اِنِّيْ نَذَرْتُ لَكَ مَا فِيْ بَطْنِيْ مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ ۚ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
“(Ingatlah) ketika istri Imran berkata, ‘Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada-Mu apa yang ada di dalam kandunganku murni untuk-Mu (berkhidmat di Baitulmaqdis). Maka, terimalah (nazar itu) dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Imam Raghib Al-Asfahani dalam Mu’jam Mufradat Alfaz Al-Qur’an mengatakan, nazar adalah sesuatu yang diwajibkan terhadap diri sendiri bukan kerena tuntutan syariat, seperti puasa yang dilakukan Maryam yang tidak berbicara dengan manusia. Sementara makna nazar menurut Ibnu Manzur dalam lisanul al-‘Arab adalah nahbu (ratapan dan tangisan).
Penjelasan tersebut seolah mendeskripsikan bahwa selama mengandung, istri Imran melakukan banyak hal sunah serta berdoa sambil menangis dan meratap.
Menurut Prof. KH Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah, hal itu merupakan bentuk mendekatkan diri kepada Allah agar berkenan mengabulkan permintaannya, yaitu menjadikan janin yang dikandungnya muharran (anak yang terbebas dari segala ikatan).
“Maksudnya ketundukan mutlak hanya kepada Allah, tidak terganggu oleh apa dan siapa pun dalam mengabdi kepada-Nya,” jelasnya.
Baca: Doomscrolling Ancam Pengguna Medsos, Ini Saran Al-Qur’an demi Jaga Kesehatan Mental
Mendekatkan diri kepada Allah Swt
Allah Swt menegaskan bahwa Dia begitu dekat dengan hamba-Nya. Dia menjamin akan mengabulkan permintaan setiap hamba-Nya yang berdoa. Hal itu sebagaimana tertuang dalam QS. Al-Baqarah: 186. Allah Swt berfirman:
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
“Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
Syekh Nawawi Al-Bantani dalam At-Tafsirul Munir li Ma’alimit Tanzil menjelaskan, makna “falyastajibu li walyu’minu bi la‘allahum yarsyudun” ialah perintah tunduk, berserah diri kepada Allah dan beriman kepada-Nya dengan taat dan beribadah kepada-Nya. Sebab dengan hal tersebut seorang hamba dapat dikatakan memperoleh petunjuk untuk kemaslahatan agama dan dunianya.
Kesimpulannya, selama proses mengandung bisa dijadikan sebagai sarana untuk lebih dekat kepada Allah Swt, maka berdoa agar terhindar dari sindrom baby blues kemungkinan besar akan dikabulkan.