Ikhbar.com: Global Gender Gap Report 2023 menempatkan Indonesia berada di peringkat ke-108 dari 156 negara dalam hal kesetaraan gender. Peringkat ini dilatarbelakangi masih kerap ditemukannya perilaku diskriminatif terhadap perempuan dalam ruang pendidikan, pekerjaan, dan politik.
Di samping itu, tingkat kekerasan terhadap perempuan pun masih tinggi. Sebut saja, kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, serta bentuk kekerasan lain yang ditengarai muncul karena budaya patriarki yang masih mendominasi.
Di tengah situasi tersebut, beberapa komunitas membangun media daring dan bergerak untuk menyemarakkan ide-ide kesetaraan gender melalui tulisan dan sejumlah program edukasi.
Baca: Beban Ganda Atlet Perempuan Muslim Dunia
Berikut Ikhbar.com merangkum tiga situs daring berlensa keadilan gender yang patut dijadikan rujukan oleh para pembaca yang budiman:
Magdalene.co
Media publikasi online ini menyediakan konten dengan perspektif yang inklusif, kritis, memberdayakan, dan menghibur. Magdalene.co bertekad menjadi saluran suara kelompok feminis, pluralis, dan progresif.
Kehadiran media ini mampu mengisi kekosongan media berperspektif perempuan. Sebab, kebanyakan platform dengan klaim serupa saat ini justru hanya sibuk mengangkat topik seputar gaya hidup maupun fesyen.
Konten utama website ini bisa diakses lewat tautan magdalene.co dan womenlead.magdalene.co. Selain itu, Magdalene.co juga hadir di berbagai platform media sosial guna menyasar pembaca muda dan terus berupaya membangun komunitas melalui berbagai acara dan pelatihan.
Co-Founder dan CEO Magdalene.co, Devi Asmarani mengatakan, masyarakat Indonesia saat ini masih berpola pikir patriarkal dan menganggap perempuan hanya sebagai pendukung, baik dalam ranah formal, publik, maupun domestik.
“Pola pikir ini menghambat perkembangan perempuan dan menyebabkan masalah seperti kekerasan dan diskriminasi berbasis gender,” katanya, Jumat, 4 Agustus 2023.
Baca: Daftar Negara Mayoritas Muslim Paling Ramah Perempuan, Indonesia Urutan Berapa?
Magdalene.co menjangkau ratusan ribu pembaca aktif di setiap bulannya. Konten dari situs utama itu disebarkan juga lewat saluran Instagram, Twitter, dan TikTok. “Tim redaksi dan editorial Magdalene.co terdiri dari 12 orang. Sebanyak tujuh orang di antaranya berfokus pada editorial,” kata Devi.
Mubadalah.id
Mubadalah.id merupakan media yang menawarkan narasi-narasi keadilan gender dalam bingkai Islam, kesalingan, kemanusiaan, toleransi, kemaslahatan, kedamaian, dan kemaslahatan.
Selain sebagai platform publikasi daring, Mubadalah.id juga merupakan komunitas yang terus mengkampanyekan pentingnya sikap timbal-balik, resiprositi atau kesalingan antara laki-laki dan perempuan.
Mubadalah.id dinilai telah menjadi cara pandang baru mengenai relasi perempuan dan laki-laki yang mengarah pada nilai kesalingan, kesetia-kawanan, kerja sama, kesederajatan, dan kebersamaan untuk kehidupan yang lebih baik, adil, damai, dan sejahtera.
Selain itu, media ini juga menjadi sebuah semacam gerakan perlawanan terhadap segala bentuk nilai dan perilaku yang tiran, hegemonik, diskriminatif, dan zalim.
Selain melalui tulisan, Mubadalah.id juga mengkampanyekan kesetaraan gender melalui program-program pelatihan yang digelar di pesantren, komunitas, organisasi, perguruan tinggi, dan kelompok pembaca setia yang tersebar di seluruh Indonesia. Salah satunya dengan menggelar Majelis Mubadalah (MM).
MM telah digelar di berbagai kampus dan daerah di Indonesia. Bahkan pernah juga dilaksanakan di luar negeri, seperti Belanda, Malaysia, Mesir, dan sejumlah negara lainnya.
Redaktur Mubadalah.id, Fachrul Misbahudin mengatakan, program MM diampu langsung oleh KH Faqih Abdul Kodir yang juga rutin menggelar program Ngaji Subuh, setiap Minggu pagi secara daring.
Menurut Fachrul, dua kendala atau tantangan yang dihadapi masyarakat Indonesia saat ini adalah kuatnya budaya patriarki dan keberadaan kelompok konservatif.
“Tapi tantangan ini tidak menjadi penghalang bagi kami untuk terus menyebarkan dan membumikan perspektif keadilan gender ke seluruh masyarakat Indonesia,” katanya.
Baca: Ning Uswah: Perempuan Bukan Obyek
Umahramah.org
Website ini adalah homebase lembaga sosial bernama Umah Ramah. Ia bukanlah situs portal berita atau esai, meskipun di dalamnya terdapat sejumlah berita dan tulisan lepas. Laman ini hanya berisi segala hal ihwal tentang lembaga, dari profil, kerja-kerja, laporan tahunan, dan sebagainya.
Umah Ramah berfokus untuk memberikan pendidikan seksualitas dan pencegahan kekerasan seksual. Mereka bergerak melalui tulisan-tulisan di media sosial, penerbitan buku, serta sejumlah bahan bacaan lainnya. Lembaga ini juga getol melakukan riset, pelatihan, dan perangkat-perangkat lain guna meluaskan gerakan pencegahan kekerasan, terutama terhadap perempuan.
Relawan Umah Ramah, Hadid mengatakan, kendala yang dihadapi saat ini ialah masih kerap ditemukannya konsep perjuangan kemanusiaan yang kurang membumi dan menyesuaikan pengetahuan masyarakat.
“Oleh sebab itu, kami banyak meminjam istilah-istilah lokal, seperti Sudamala yang secara harfiyah berarti upaya mengurangi dampak malapetaka untuk mengemas program-program edukasi kepada remaja,” ungkap dia.