Ikhbar.com: Rasulullah Muhammad Saw dalam sebuah hadis mengungkapkan bahwa tidurnya orang berpuasa bernilai ibadah. Baru-baru ini, sejumlah dokter asal Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) juga melaporkan hasil studi dan pengalaman mereka tentang betapa pentingnya tidur bagi tubuh manusia selama menjalani ibadah puasa Ramadan.
Ahli kesehatan sekaligus manajer klinik NeoHealth, Dokter Reymar Berna Duque-Udani mengatakan, tidur memiliki nilai sangat penting demi melindungi kesehatan fisik dan mental selama bulan suci Ramadan.
Oleh karena itu, lanjut dia, menjaga rutinitas tidur di tengah kebiasaan mendirikan salat malam dan bangun lebih awal untuk makan sahur menjadi tantangan sendiri selama Ramadan.
“Saat tidur, tubuh akan melakukan beberapa proses perbaikan dan pemeliharaan yang memengaruhi hampir setiap bagian tubuh. Itulah mengapa tidur sangat penting untuk kesehatan fisik dan mental,” kata Duque-Udani, sebagaimana dikutip dari Al Arabiya, Selasa, 5 Maret 2024.
“Terlebih lagi selama Ramadan, tidur sangat penting untuk mempertahankan tingkat energi karena mengalami penurunan energi saat berpuasa,” sambungnya.
Baca: Apakah Benar Tidur Orang Berpuasa Bernilai Ibadah?
Mencegah dehidrasi
Duque-Udani menjelaskan, salah satu fungsi tidur saat berpuasa Ramadan adalah mampu menghindarkan tubuh dari dehidrasi atau kekurangan cairan.
“Begitu juga sebaliknya, dehidrasi dapat berdampak signifikan terhadap kualitas tidur,” kata dia.
Sementara itu, ahli kesehatan dari Rumah Sakit Medeor, UEA, Dokter Saad Kamil Dlli menyarankan agar menggenapi kebutuhan cairan lebih diutamakan demi bisa membangun kualitas tidur yang baik.
“Aturlah asupan cairan secara bertahap dari mulai saat berbuka puasa dan imsak hingga mencapai target sekitar dua liter,” katanya.
Menurutnya, tidak sembarang cairan layak dikonsumsi. Dia mengatakan, membatasi minuman berkafein menjadi bagian dari cara menjaga kesehatan di bulan Ramadan.
“Banyak-banyaklah memakanan sup, buah-buahan, dan sayuran yang kaya air, seperti mentimun dan semangka,” kata dia.
Upayakan berkualitas
Di sisi lain, ahli dari Cornerstone Clinic di Dubai, Dokter Ruhil Badiani, tidur yang dimaksud saat Ramadan adalah sebuah rentang istirahat dengan kualitas yang baik.
“Bukan tidur sekadar tidur, tapi tidur yang memiliki kualitas cukup baik. Oleh karena itu, jadwal ibadah yang padat selama Ramadan akan menjadi tantangan tersendiri,” katanya.
Badiani menyebut, memprioritaskan kualitas tidur lebih penting dibandingkan dengan banyaknya memperoleh jumlah jam atau durasi saat beristirahat.
“Saya menyarankan durasi tidur malam yang konsisten minimal tujuh jam,” ungkap dia.
Baca: 25 Ucapan Selamat Ramadan dalam Bahasa Arab dan Terjemahannya
Sempatkan tidur siang
Senada, ahli diet kesehatan dari Nabta Health, Dubai, Dokter Munawara Yahaya menyarankan agar saat berpuasa seseorang harus sebisa mungkin mengatur jadwal tidurnya dengan baik.
“Dari pada begadang hingga jam 2 pagi, mulailah dengan tidur satu jam lebih awal dan bangun sedikit lebih awal untuk sahur. Secara bertahap ubahlah jadwal tidur dimulai sejak sebelum Ramadan,” katanya.
Menurutnya, durasi Salat Tarawih yang panjang biasanya akan menggoda seseorang untuk terjaga lebih lama di malam hari. Oleh karena itu, tidur siang bisa menambal kekurangan itu meskipun dilakukan secara singkat.
Yahaya merekomendasikan untuk rutin tidur siang selama 20 menit sebagai penambah energi.
“Ini dapat membantu melawan kelelahan di siang hari tanpa mengganggu tidur malam hari,” katanya.
Meskipun begitu, Yahaya tetap mengingatkan agar tidak tidur di waktu yang sudah mendekati beduk magrib karena akan mengganggu waktu tidur di malam hari.
“Begitu pun tidur siang dalam waktu terlalu lama dapat menyebabkan kesulitan tidur di malam hari, jadi hindari tidur siang lebih dari 30 menit,” katanya.