Ikhbar.com: Masjid Al Jabbar di kawasan Gedebage, Kota Bandung, yang telah diresmikan sebagai Masjid Raya Provinsi Jawa Barat pada Jumat, 30 Desember 2022 kemarin, dibangun dengan pemaknaan luhur.
Sang arsitek, sekaligus Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut pembangunan Masjid Raya Al Jabbar memiliki sejarah panjang sejak 2017.
Saat itu, Emil, sapaan akrabnya, memiliki impian untuk membangun sebuah masjid dengan seni asritektur yang mendobrak keumuman. Ide itu muncul ketika ia masih menjabat sebagai Wali Kota Bandung
“Bukan kebetulan, masjid ini memiliki latar belakang matematis (Aljabar atau Al Jabbar), dan juga Jabbar, bisa dikaitkan dengan singkatan dari Jawa Barat. Mari, kita makmurkan masjid ini,” ucapnya saat peresmian.
Masjid Al Jabbar dibangun di lahan seluas sekitar 25 hektare, memiliki kapasitas sekitar 30.000 orang dengan rincian 10.000 orang di area dalam (indoor) dan 20.000 orang di area plaza. Selain itu, terdapat 27 pintu yang menyimbolkan 27 kabupaten dan kota se-Jawa Barat yang disimbolkan dengan desain yang selaras dengan corak batik di tiap-tiap daerah.
Di area bawah masjid, terdapat museum digital yang berisi materi perjalanan peradaban Islam di Indonesia, khususnya Jawa Barat.
“Ada sebuah rumus, matematika identik dengan Aljabar, ilmuan matematika terkenal sedunia namanya Aljabar. Kemudian Aljabar nama Asmaul Husna yang kita tuliskan di mihrab itu artinya agung. Kebetulan juga Aljabar juga singkatan Jawa Barat. Jadi sudah takdirnya namanya berjodoh,” ujarnya.
Dia mengaku, Masjid Al Jabbar merupakan proyek tersulit yang pernah ia garap. “Makanya pas jadi, melebihi imajinasi saya. Dari pada di sketsa, lebih keren jadinya. Saya juga suka merinding masuk ke sini karena melihat kemegahannya. Jadi ini terkompleks, tersulit, terbesar yang Allah takdirkan di saat saya masih hidup dan menjadi pemimpin,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Presiden (Wapres) RI KH Ma’ruf Amin mengapresiasi upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat yang berhasil membangun sebuah masjid besar dan megah. Wapres berharap Masjid Raya Al Jabbar bukan hanya sekadar bangunan masjid sebagai tempat peribadatan, tetapi juga wadah aktivitas masyarakat.
“Sejarah Islam telah mencatat peran signifikan masjid sebagai basis pembangunan peradaban, masjid bukan sekadar peribadatan, tetapi juga wadah aktivitas masyarakat. Proaktif dan pemberdayaan masyarakat di lingkungan sekitar,” ujar dia.
Menurutnya, jika dikelola dan dimanfaatkan secara optimal, maka masjid dapat menjadi tempat membangun karakter pribadi muslim yang berakhlak mulia. “Diharapakan bukan tempat peribadatan, tapi pusat pendidikan Al-Qur;an, akhlakul karimah, dan pemberdayaan ekonomi sehingga bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi umat,” tambahnya.