Ikhbar.com: Hari, minggu, bulan, dan tahun terus bergulir. Perubahan masa yang begitu cepat itu mengamanatkan manusia agar rajin bermuhasabah. Muhasabah berasal dari kata bahasa Arab hasaba-yahsubu-hisaban, yang berarti menghitung.
Ulama ahli tafsir Indonesia, Habib Muhammad Quraish Shihab menjelaskan bahwa makna muhasabah sepadan dengan introspeksi. “Muhasabah berarti berhitung tentang diri, baik maupun buruk. Muhasabah berarti mengamati, memerhatikan, dan menyadari apa yang telah dilakukan selama ini sudah dalam predikat baik atau belum,” katanya, dikutip dari channel Youtube Quraish Shihab, Sabtu, 31 Desember 2022.
Muhasabah sudah dikenalkan dalam alam pikir manusia sejak dulu kala. Hal itu, kata pengarang Tafsir Al-Mishbah tersebut, amat berkait-paut dengan perjalanan hidup manusia.
Dalam QS. Al-A’raf: 172, Allah Swt berfirman;
وَاِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْۢ بَنِيْٓ اٰدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَاَشْهَدَهُمْ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْۚ اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْۗ قَالُوْا بَلٰىۛ شَهِدْنَا ۛاَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِيْنَۙ
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari tulang punggung anak cucu Adam, keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksiannya terhadap diri mereka sendiri (seraya berfirman), ‘“’Bukankah Aku ini Tuhanmu?’ Mereka menjawab, ‘Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.’ (Kami melakukannya) agar pada hari Kiamat kamu (tidak) mengatakan, ‘Sesungguhnya kami lengah terhadap hal ini.”
Menurut Prof Quraish, dari ayat itu, sebagian ulama menjelaskan bahwa ada ruang yang didiami manusia sebelum dia dilahirkan. “Tempat itu dinamakan alam dzar,” katanya.
Di sana, lanjut Habib Quraish, para ulama menceritakan bahwa seluruh anak cucu Adam dikeluarkan Allah Swt melalui punggung manusia pertama itu. Lantas, manusia diminta kesaksiannya tentang keesaan Allah Swt, dan semua mengakuinya.
“Inilah yang kemudian dinamakan fitrah. Yakni kesadaran tentang Tuhan. Tidak ada orang yang tidak memiliki fitrah, karena semua orang mengalami proses tersebut dan pernah diakui seluruh manusia,” kata dia.
“Bahkan, di kalangan filsuf Yunani pun, sebut saja Plato, dia itu percaya bahwa ada yang dinamai alam ide. Itu seperti halnya ayat Al-Qur’an ‘afala tadzakkarun’ (Apakah kalian tidak ingat?), maksudnya yang diingat itu ketika di alam dzar,” sambung Habib Quraish.
Menurut Prof Quraish, inti dari pekerjaan mengingat-ingat, yang kemudian berkembang dalam praktik muhasabah itu mengalir kepada tujuan untuk mengakui keberadaan Allah Yang Maha Esa. “Inti dari keberadaan kita adalah pengakuan terhadap keesaan Allah Swt,” ujar dia.