Ikhbar.com: Laga Tim Nasional (Timnas) Sepak Bola Indonesia melawan Jepang kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), pada Jumat, 15 November 2024, menjadi sorotan banyak pihak. Harapan besar mengiringi langkah tim Garuda untuk mengukir sejarah. Namun, kenyataan berbicara lain. Kekalahan telak 4:0 menyisakan rasa kecewa mendalam bagi para pemain maupun pendukung.
Rasa kecewa akibat hasil yang tak sesuai harapan seperti ini tentu tidak terbatas pada dunia olahraga. Dalam kehidupan sehari-hari, siapa pun bisa mengalami kegagalan, entah dalam pekerjaan, pendidikan, atau pun urusan pribadi. Kekecewaan menjadi hal yang manusiawi, tetapi bagaimana seharusnya seseorang menyikapinya agar tetap tegar menghadapi takdir?
Baca: Timnas Indonesia Tunduk Lawan Jepang
Kekuatan doa di tengah kekecewaan
Islam menganjurkan agar setiap kekecewaan yang muncul dihadapi dengan kesadaran akan takdir Allah Swt. Ketika dilanda rasa kecewa lantaran hasil dari sesuatu tidak sesuai apa yang diharapkan, umat Muslim disarankan membaca doa berikut:
قَدَرُ اللَّهِ ومَا شَاءَ فَعَلَ
Qadarullaah, wa maa syaa-a fa’ala.
“Allah telah menakdirkan dan kehendak-Nya pasti dilakukan.”
Doa ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah. Rasulullah Saw bersabda:
اَلْمُؤْمِنُ اَلْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلىَ اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ، وَفِيْ كُلٍّ خَيْرٍ، اِحْرِصْ عَلىَ ماَ يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّيْ فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قَدَّرَ اللَّهُ وَماَ شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَـفْتَـحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
“Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah. Namun, pada masing-masing (dari keduanya) ada kebaikan. Bersemangatlah terhadap hal-hal yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan menjadi lemah. Jika kamu ditimpa sesuatu, jangan berkata seandainya aku berbuat begini, maka akan begini dan begitu, tetapi katakanlah, ‘Qadarullaah, wa maa syaa-a fa’ala (Allah telah menakdirkan, dan kehendak-Nya pasti dilakukan).’ Sebab kata ‘seandainya’ itu dapat membuka perbuatan setan.”
Pesan tersebut mengajarkan umat Islam untuk menerima hasil dengan lapang dada tanpa larut dalam penyesalan atau menyalahkan keadaan. Sikap ini tidak berarti pasrah, tetapi justru mendorong seseorang untuk tetap berusaha sambil bergantung pada pertolongan Allah Swt.
Baca: Mengapa Hasil tak Sesuai Harapan dan Doa? Ini Penjelasan Imam Al-Ghazali
Menemukan ketenangan hati
Selain menerima takdir, mencari ketenangan hati menjadi kunci agar kekecewaan tidak berlarut. Kala mengalami hal tersebut, Rasulullah Saw menganjurkan umat Muslim membaca doa berikut:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ نَفْسًا بِكَ مُطْمَئِنَّةً، تُؤْمِنُ بِلِقَائِكَ، وَتَرْضَى بِقَضَائِكَ، وَتَقْنَعُ بِعَطَائِكَ
Allahumma inni as-aluka nafsan bika muthma-innah, tu’minu biliqa-ika wa tardha bi qadha-ika wataqna’u bi ’atha-ika.”
“Ya Allah, aku memohon kepadaMu jiwa yang merasa tenang kepada-Mu, yang yakin akan bertemu dengan-Mu, yang rida dengan ketetapan-Mu, dan yang merasa cukup dengan pemberian-Mu.”
Doa ini mengandung permohonan untuk mendapatkan ketenangan hati, keimanan, keridaan, dan rasa cukup. Keempat elemen ini menjadi pelindung dari rasa kecewa yang berlebihan. Doa tersebut didasarkan pada hadis dari Imam Thabrani yang mengisahkan Rasulullah mengajarkan doa ini kepada seseorang sebagai bentuk bimbingan spiritual.
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ قَالَ لِرَجُلٍ قُلِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ نَفْسًا بِكَ مُطْمَئِنَّةً، تُؤْمِنُ بِلِقَائِكَ، وَتَرْضَى بِقَضَائِكَ، وَتَقْنَعُ بِعَطَائِكَ
“Sesungguhnya Nabi Saw berkata (mengajari) seseorang. Katakanlah, ‘Allahumma inni as-aluka nyafsan bika muthma-innah, tu’minu biliqa-ika wa tardha bi qadha-ika wataqna’u bi ’atha-ika.”
Baca: Takdir dan Penerimaan dalam Lagu ‘Untungnya, Hidup Harus Tetap Berjalan’ Karya Bernadya
Membangun semangat baru
Kekalahan atau kegagalan bukan akhir dari segalanya. Justru, hal itu menjadi momentum untuk merenung dan bangkit dengan strategi yang lebih matang.
Dalam pandangan Islam, setiap kejadian memiliki hikmah. Ketika seseorang menerima hasil dengan lapang dada dan berdoa, Allah Swt membuka jalan baru yang tidak pernah disangka sebelumnya.
Rasa kecewa boleh saja hadir, tetapi doa yang penuh keyakinan kepada Allah Swt menjadi penyelamat jiwa yang terluka. Sebab, pada akhirnya, segala sesuatu yang terjadi sudah berada dalam genggaman-Nya.