Ikhbar.com: Waktu berputar terasa begitu cepatnya. Hari berganti pekan, pekan berganti bulan. Pergantian titimangsa itu lazim dimanfaatkan manusia menjadi ajang evaluasi selama satu bulan sebelumnya, sekaligus sebagai momentum untuk memupuk harapan lebih baik di sepanjang masa yang akan dijelang.
Berpengharapan yang baik bukanlah sesuatu yang dilarang oleh Islam. Harapan, di dalam Al-Qur’an tertera melalui lafaz “raja” yang disebutkan sebanyak 26 kali dengan berbagai macam derivasinya. Salah satunya, Allah Swt berfirman:
اِنَّ الَّذِيْنَ يَتْلُوْنَ كِتٰبَ اللّٰهِ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاَنْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً يَّرْجُوْنَ تِجَارَةً لَّنْ تَبُوْرَۙ
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur’an), menegakkan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan pernah rugi.” (QS. Fatir: 29)
Sebuah harapan bisa dicapai lewat dua cara yang harus berjalan dengan beriringan. Pertama, ikhtiar atau upaya konkret yang dilakukan sesuai dengan apa-apa yang ditargetkan dan menjadi sebuah harapan. Kedua, doa. Sebab, ikhtiar tanpa doa ialah kebohongan, sementara doa tanpa ikhtiar hanyalah angan-angan.
Baca: Analogi Masuk Akal Ikhtiar dan Tawakal ala Buya Said Aqil
Guna menyambut setiap bulan baru yang datang dengan harapan-harapan baik yang siap dijelang, berikut adalah doa awal bulan yang dianjurkan dalam Islam:
اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ عَلَيْنَا بِالأَمْنِ وَالإِيْمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالإِسْلَامِ، وَجِوَارٍ مِنَ الشَّيطَانِ، وَرِضوَانٍ مِنَ الرَّحمَنِ
Allahumma adkhilhu ‘alaina bil amni wal imani was salamati wal islam wa jiwaarim min as syaithani wa ridhwanihim nin ar rahmani.
“Ya Allah, masukkanlah kami pada bulan ini dengan rasa aman, keimanan, keselamatan, dan Islam. Juga lindungilah kami dari gangguan setan dan agar kami mendapat rida Allah (Ar-Rahman).”
Dalam Al-Ishabah, Imam Ibnu Hajar menjelaskan bahwa doa tersebut berdasarkan sebuah hadis Nabi Muhammad Saw yang diriwiyatkan Abdullah bin Hisyam Ra, dengan status sahih.