Menyambut Malam Nisfu Syakban, Ini Keutamaan dan Amalan yang Dianjurkan

Amalan-amalan yang dianjurkan pun beragam, mulai dari salat sunah, membaca Al-Qur’an, hingga berpuasa pada siang harinya.
Ilustrasi salat di masjid. UNSPLASH/Masjid Pogung Dalangan

Ikhbar.com: Malam Nisfu Syakban menjadi salah satu momen istimewa bagi umat Islam. Bertepatan dengan tanggal 15 Syakban dalam kalender hijriah, malam ini diyakini sebagai saat Allah Swt memberikan pengampunan kepada hamba-hamba-Nya, kecuali bagi mereka yang masih terjerumus dalam kesyirikan atau permusuhan.

Para ulama memandang malam Nisfu Syakban sebagai kesempatan untuk meningkatkan ibadah, memperbanyak doa, serta mendekatkan diri kepada Allah Swt. Amalan yang dianjurkan pun beragam, mulai dari salat sunah, membaca Al-Qur’an, hingga berpuasa pada siang harinya.

Baca: Kapan Malam Nisfu Syakban 2025? Begini Penjelasan NU

Keutamaan malam Nisfu Syakban

Malam Nisfu Syakban memiliki keutamaan yang disebutkan dalam beberapa riwayat. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah Muhammad Saw bersabda:

يَطَّلِعُ اللَّهُ إِلَى جَمِيعِ خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ

“Sesungguhnya Allah melihat pada malam Nisfu Sya’ban, lalu Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.”

Selain itu, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Al-Ghuniyyah menjelaskan bahwa bulan Syakban adalah bulan dibukanya kebaikan-kebaikan, diturunkannya keberkahan, ditinggalkannya kesalahan-kesalahan, dileburkannya kejelekan-kejelekan, serta diperbanyaknya pembacaan shalawat kepada Rasulullah Saw. Hal ini karena Syakban merupakan bulan shalawat atas Nabi yang terpilih.

Baca: Peran Kakek Buyut Nabi dalam Penamaan Syakban dan Penetapan Kalender Arab pra-Islam

Amalan yang dianjurkan pada malam Nisfu Sya’ban

1. Memperbanyak salat sunah

Salat sunah menjadi amalan utama yang dianjurkan pada malam Nisfu Syakban . Dalam sebuah riwayat, Rasulullah Saw. bersabda:

الصَّلَاةُ خَيْرُ مَوْضُوعٍ، فَمَنْ شَاءَ أَكْثَرَ وَمَنْ شَاءَ قَلَّلَ

“Salat adalah sebaik-baik ibadah, siapa yang ingin memperbanyak maka perbanyaklah, dan siapa yang ingin melakukan sedikit maka lakukanlah.” (HR. Ibnu Hibban)

Beberapa ulama menganjurkan salat sunah mutlak secara berjamaah maupun sendiri-sendiri pada malam Nisfu Syakban.

2. Membaca surat Yasin

Dalam Mujribat karya Ad-Dairaby, salah satu amalan yang dianjurkan pada malam Nisfu Syakban adalah membaca QS. Yasin sebanyak tiga kali dengan niat yang berbeda.

Bacaan pertama dimaksudkan untuk memohon umur yang panjang dan penuh keberkahan, serta diberikan keteguhan dalam ketaatan kepada Allah Swt.

Bacaan kedua bertujuan memohon perlindungan dari berbagai musibah, fitnah, serta segala bentuk mara bahaya, baik lahir maupun batin.

Sementara itu, bacaan ketiga diniatkan agar diberikan kecukupan hati, tidak mudah bergantung kepada selain Allah Swt, serta tetap teguh dalam keimanan dan keislaman hingga akhir hayat.

3. Memperbanyak istighfar dan doa

Memohon ampunan kepada Allah Swt menjadi amalan yang ditekankan pada malam Nisfu Syakban . Salah satu doa yang dianjurkan adalah:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan Maha Mulia, Engkau menyukai pemaafan, maka maafkanlah aku.”

Doa ini diriwayatkan dalam Sunan At-Tirmidzi sebagai doa yang sering dibaca Rasulullah Saw dalam berbagai kesempatan, terutama pada malam-malam penuh keberkahan.

Selain itu, terdapat doa khusus yang biasa dibaca pada malam Nisfu Syakban:

اللَّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْهِ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، يَا ذَا الطَّوْلِ وَالْإِنْعَامِ، لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ. ظَهْرَ اللَّاجِئِينَ، وَجَهْرَ الْمُسْتَجِيرِينَ، وَأَمَانَ الْخَائِفِينَ. اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مَطْرُودًا أَوْ مُقَتَّرًا عَلَيَّ فِي رِزْقِي، فَامْحُ اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ. فَإِنَّكَ قَضَاءُ الْحَقِّ وَلَا يُغَادِيرُ عَلَيْكَ.

“Ya Allah, wahai Dzat yang memiliki anugerah dan tidak ada yang dapat memberikan anugerah kepada-Nya, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan, wahai Dzat yang memiliki karunia dan kenikmatan, tiada Tuhan selain Engkau. Engkaulah tempat berlindung bagi orang-orang yang mencari perlindungan, tempat bersandar bagi mereka yang memohon pertolongan, dan pemberi rasa aman bagi orang-orang yang ketakutan. Ya Allah, jika Engkau telah mencatatku di sisi-Mu dalam Ummul Kitab sebagai orang yang celaka, terhalang dari rahmat-Mu, terusir, atau dalam keadaan sempit rezeki, maka hapuslah semua itu dengan anugerah-Mu, karena sesungguhnya Engkau menetapkan segala sesuatu dengan hak, dan tidak ada yang dapat menghalangi keputusan-Mu.”

Baca: [Indana] Separuh Syakban

4. Berpuasa pada siang harinya

Banyak ulama menganjurkan berpuasa pada tanggal 15 Sya’ban sebagai bentuk penyempurnaan ibadah pada malam sebelumnya. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam An-Nasa’i, Rasulullah Saw. bersabda:

إِذَا كَانَ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا

“Jika datang malam Nisfu Sya’ban, maka bangunlah di malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya.” (HR. Ibnu Majah)

5. Memperbanyak selawat

Bulan Syakban memiliki keistimewaan tersendiri, salah satunya adalah sebagai bulan perintah berselawat kepada Nabi Muhammad Saw diturunkan. Dalam surah al-Ahzab ayat 56, Allah Swt berfirman:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. al-Ahzab: 56)

Menurut Ibnu Abi al-Shaif al-Yamani, ayat ini diturunkan pada bulan Syakban, sehingga bulan ini sering disebut sebagai bulan selawat atas Nabi.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.