Ikhbar.com: Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) mendapat sindiran dari warganet. Hal itu lantaran ia mengizinkan rapper kontroversial asal Australia, Iggy Azalea, manggung di negaranya.
Rapper Iggy mendapat kecaman lantaran lirik lagunya dinilai menghina nabi dan meminta orang untuk sujud kepada dewi. Alhasil, sejumlah pihak mengutuk aksi tersebut dan dianggap sebagai wujud anti-Islam.
“Berkhotbah tentang nabi, tidak ada seorang pun yang bisa menghentikan kita, tunduk pada dewi,” bunyi lirik lagu yang dibawakan Iggy.
Salah satu pengguna X, merasa heran pemerintah yang secara de facto dipimpin Putra Mahkota MBS tetap mengizinkan Iggy tampil.
Di sisi lain, mereka juga menyinggung otoritas Saudi yang belakangan makin getol menghukum mati ulama dan akademisi yang mengkritik rezim penguasa dengan tuduhan terorisme.
“Arab Saudi baru saja memvonis hukuman mati seorang pengguna akun anonimus dengan hanya memiliki 10 pengikut karena mengkritik MBS. Sementara itu, Iggy Azalea tampil di sebuah konser di Riyadh yang jelas telah menghina Allah dan nabi di depan ribuan orang,” kata warganet tersebut seperti dikutip Middle East Eye pada Sabtu, 2 September 2023.
“Dan tidak ada seorang pun yang menganggap Iggy Azalea harus dihukum mati. Intinya hal ini menunjukkan prioritas penguasa ketika dia menganggap seseorang yang mengejeknya adalah kejahatan yang lebih berat daripada penistaan terhadap agama,” imbuh warganet.
Warganet lain juga menyindir tidak adanua ulama yang bisa “meluruskan” masalah tersebut. Hal itu lantaran sebagian besar pemuka agama itu telah dipenjara MBS.
“Di mana semua syekh Saudi yang bisa meluruskan fenomena ini? Oh, mereka semua ada di dalam penjara,” kata seorang warganet.
Rapper perempuan itu tampil sebagai bintang tamu utama dalam turnamen esports Gamers8 di kota Riyadh pada Jumat pekan lalu.
Pertunjukan tersebut terjadi ketika Arab Saudi semakin terbuka terhadap hiburan. Hal itu merupakan salah satu bagian dari Visi 2030 Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Sejauh ini Saudi memang telah menangkap enam ulama yang dinilai mengancam kekuasaan kerajaan. Mayoritas mereka ditangkap lantaran dinilai memberi khotbah yang tidak sejalan dengan aturan.
Sebelumnya pada 2019 Saudi tekah menghukum mati tiga ulama ternama. Terbaru, pada Juli 2023, pemerintah memvonis hukuman mati seorang pensiunan guru, Mohammed Al-Ghamdi, lantaran menuding rezim MBS korupsi dan melanggar HAM di sosial media X.