Ikhbar.com: Bagi seorang ayah di Gaza, Palestina, lemparan tongkat ke arah drone Israel yang dilakukan Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar di detik-detik jelang kematiannya dianggap sebagai cara seorang pahlawan berjuang dan melawan hingga titik darah penghabisan. Mereka menjadikan video yang viral itu sebagai teladan dan perlu ditularkan secara terus-menerus kepada generasi mendatang.
Sinwar, yang dituding sebagai dalang serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 ke Israel itu gugur pada Rabu,16 Oktober 2024 lalu dalam baku tembak dengan pasukan Israel. Kematian Sinwar diumumkan pada keesokan harinya, disertai cuplikan video detik-detik perlawanan terakhir Sinwar.
Dalam video itu, Sinwar yang terlihat mengenakan topeng tampak terluka di sebuah apartemen yang hancur oleh serangan bom. Lantas, Sinwar terlihat mencoba melempar tongkat ke arah drone yang sedang merekamnya. Video ini memicu rasa bangga di kalangan warga Palestina.
“Dia mati sebagai pahlawan, menyerang dan tidak melarikan diri, menggenggam senapan, dan bertempur di garis depan melawan tentara pendudukan,” demikian pernyataan Hamas, sebagaimana dikutip dari Reuters, Sabtu, 19 Oktober 2024.
Baca: Yahya Sinwar Dibunuh Israel, Hamas Langsung Siapkan Pengganti
Hamas juga menegaskan bahwa kematian Sinwar justru akan semakin memperkuat gerakan perlawanan.
“Dia mati mengenakan rompi militer, bertarung dengan senapan dan granat. Saat terluka dan berdarah, dia masih melawan dengan tongkat. Begitulah cara pahlawan mati,” ujar salah seorang ayah dua anak di Gaza, Adel Rajab (60).
“Saya sudah menonton video itu 30 kali sejak tadi malam, tidak ada cara yang lebih baik untuk mati,” ujar Ali, seorang sopir taksi berusia 30 tahun.
“Saya akan menjadikan video ini tontonan wajib setiap hari bagi anak-anak saya, dan juga cucu-cucu saya di masa depan,” tambahnya.
Ucapan Sinwar dalam pidato-pidatonya terdahulu, yang menyatakan lebih memilih mati di tangan Israel daripada karena serangan jantung atau kecelakaan, kini berulang kali dibagikan oleh warga Palestina.
“Hadiah terbaik yang bisa diberikan musuh dan pendudukan kepada saya adalah membunuh saya, sehingga saya menjadi martir di tangan mereka,” kata Sinwar dalam salah satu pidatonya.
Baca: Mengunjungi Gereja di Afrika Selatan yang Kini Jadi Markas Gerakan Pro-Palestina
Kini, sebagian warga Palestina bertanya-tanya apakah Israel akan menyesal membiarkan keinginan Sinwar tersebut terwujud, yang kemudian bisa dijadikan alat propaganda bagi Hamas, sebuah organisasi yang bertekad dihancurkan oleh Israel.
“Mereka bilang dia bersembunyi di dalam terowongan. Mereka bilang dia menahan tawanan Israel di dekatnya untuk menyelamatkan dirinya. Tapi kemarin kita melihat dia memburu tentara Israel di Rafah, tempat pasukan pendudukan beroperasi sejak Mei,” ujar Rasha, seorang ibu dari empat anak yang mengungsi akibat perang.