Ikhbar.com: Sebuah masjid bernama Tjia Kang Ho dibangun warga keturunan Tionghoa di Jalan Tipar, Kelurahan Pekayon, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Dengan ornamen khas Cina dan aksara Han yang mempercantik pintu masuknya, masjid ini menggabungkan nuansa budaya Tionghoa dengan ajaran Islam.
Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Tjia Kang Ho, Muhammad Wildan Hakiki mengatakan, Proyek pembangunan masjid ini dimulai pada Oktober 2022 dan saat ini telah mencapai tahap 80 persen.
Baca: Kenalkan Ramadan sebagai Bulan Menyenangkan bagi Anak-anak
“Mulai tadi malam sudah dipakai untuk melaksanakan Shalat Tarawih,” ungkap Wildan, dikutip dari Antara, pada Selasa, 13 Maret 2024.
Nama masjid Tjia Kang Ho diambil dari seorang warga Tionghoa yang memeluk agama Islam dan mewakafkan tanahnya untuk dibangun masjid. Awalnya dikenal sebagai Tjia Kang Ho, namanya kemudian diubah menjadi H Abdul Soleh setelah ia memeluk Islam.
Cita-cita Tjia Kang Ho untuk mendirikan masjid dilanjutkan anaknya, H Budiyanto, dan cucunya, M Wildan Hakiki, dengan membangun masjid yang memadukan arsitektur Tionghoa.
Menurut Wildan, desain masjid ini sebagai bentuk penghormatan terhadap mendiang kakeknya serta sebagai usaha untuk mempertahankan warisan budaya Tionghoa.
Ia menekankan bahwa meskipun telah menjadi muslim, mereka tidak ingin melupakan akar sejarah mereka, terutama karena masih banyak warga keturunan Tionghoa di sekitar masjid yang non-muslim.
“Dengan adanya masjid ini, kami berharap dapat membawa warga keturunan Tionghoa di sekitar masjid masuk Islam, karena Islam adalah rahmat bagi seluruh alam,” ungkap Wildan.
Wildan juga mengungkapkan bahwa proses pembangunan masjid ini memakan waktu yang cukup lama, terutama karena ornamen tembok di dalamnya dilapisi dengan kuningan yang diukir dengan Asmaul Husna.
“Proses pembuatan lapisan tembok kuningan itu memakan waktu sekitar 10 bulan di Boyolali karena perajin mengukir satu persatu tulisan Asmaul Husna tersebut,” paparnya.
Rencananya, masjid seluas 600 meter persegi ini akan selesai dibangun pada Juli 2024, dengan kapasitas untuk menampung sekitar 250 jemaah.