Ikhbar.com: Penguin jenis hoiho atau bermata kuning berhasil memenangkan Kompetisi Burung Terbaik Selandia Baru 2024. Mereka meraih 6.328 suara dalam kontestasi tahunan yang populer itu. Bahkan, kemenangan kali ini merupakan yang kedua bagi penguin jenis langka tersebut.
Menurut pihak penyelenggara, Forest and Bird, hoiho yang dianggap sebagai spesies penguin hampir punah itu berhasil mengungguli burung robin hitam dari Pulau Chatham dan burung kakapo. Penguin tersebut memperoleh dukungan publik yang signifikan selama sepekan terakhir kompetisi.
CEO Forest and Bird, Nicola Toki menyatakan bahwa populasi penguin ini berada dalam kondisi kritis.
“Kita telah kehilangan 78 persen populasi hoiho di daratan utama hanya dalam waktu 15 tahun akibat predator dan perubahan iklim,” ungkapnya, sebagaimana dikutip dari Reuters, Sabtu, 12 Oktober 2024.
Baca: Elang Saudi Ini Dibanderol Ratusan Juta Rupiah per Ekor, Berani?
Penguin hoiho yang merupakan spesies asli Selandia Baru itu diperkirakan hanya tinggal 4.000 hingga 5.000 ekor. Meskipun namanya dalam bahasa Maori berarti “si penggertak yang berisik,” penguin ini dikenal dengan perilakunya yang pemalu dan memiliki aroma buruk yang kuat.
Hoiho sebelumnya juga pernah memenangkan gelar Burung Terbaik pada 2019.
Selandia Baru tidak memiliki banyak predator darat sehingga negara ini menjadi rumah bagi lebih banyak spesies burung. Mereka tidak terbang dari atau ke tempat lain di dunia, termasuk penguin, takahe, dan burung kiwi ikonis.
Menurut Toki, kompetisi kali ini menarik hampir 52.500 suara, mencerminkan hubungan mendalam masyarakat Selandia Baru dengan burung asli mereka.
Baca: Studi: Seperti Manusia, Binatang pun saling Panggil dan Memberi Nama
“Senang sekali melihat kita kembali terhubung dengan identitas nasional kita,” kata dia.
Meskipun begitu, kompetisi tahun ini dinilai berlangsung lebih tenang dibandingkan tahun sebelumnya. Tepatnya, ketika komedian Amerika-Inggris, John Oliver mengampanyekan burung puteketeke di acara televisi hingga menarik jumlah pemilih dari 195 negara dan menyebabkan sistem verifikasi di situs web panitia mengalami gangguan.