Ikhbar.com: Memberi nama kepada sesama dianggap sebagai indikator kecerdasan sosial yang sangat maju. Setelah kemampuan ini dipercaya hanya dimiliki manusia, penelitian sebelumnya menyatakan bahwa kebiasaan itu juga diadopsi oleh kawanan lumba-lumba dan gajah Afrika.
Baru-baru ini, sebuah hasil studi yang dipublikasikan jurnal Science pada akhir Agustus 2024 lalu menambahkan, monyet, terutama jenis Marmoset, termasuk ke dalam hewan yang menerapkan tradisi cerdas tersebut. Primata kecil itu disebut menggunakan panggilan keras dan bernada tinggi untuk memberikan label vokal antara satu sama lain.
“Kami sangat tertarik pada perilaku sosial karena kami berpikir itulah yang membuat manusia istimewa dibandingkan dengan hewan lain,” kata ketua tim peneliti, David Omer, sebagaimana dikutip dari AFP, Kamis, 12 September 2024.
Baca: Mengenal Aseel Arabian Saluki, Ras Anjing dari Saudi yang Sangat Dihormati
Menurutnya, monyet jenis Marmoset merupakan subjek ideal yang juga bisa digunakan untuk mempelajari evolusi perilaku sosial dan bahasa pada manusia. Pasalnya, Marmoset memiliki ciri-ciri serupa, serta hidup dalam kelompok keluarga monogami kecil yang terdiri dari enam hingga delapan individu yang secara kooperatif merawat anak-anak mereka.
Para peneliti mengaku telah merekam percakapan alami antara pasangan Marmoset yang dipisahkan oleh penghalang visual, serta interaksi antara monyet dan sistem komputer yang memutar panggilan yang telah direkam sebelumnya.
Mereka menemukan bahwa Marmoset menggunakan panggilan “phee” dengan vokalisasi bernada sangat tinggi, sekeras alat-alat listrik, untuk saling berkomunikasi. Yang menarik, monyet dapat mengenali ketika panggilan tersebut ditujukan kepada salah satu di antara mereka.
Penelitian itu menyasar pada 10 ekor Marmoset yang diuji berasal dari tiga keluarga yang berbeda. Hasilnya, terungkap bahwa anggota dalam kelompok keluarga menggunakan fitur suara serupa untuk menyandikan nama yang berbeda, mirip dengan dialek atau aksen pada manusia.
“Ini juga berlaku untuk Marmoset dewasa yang tidak memiliki hubungan darah, menunjukkan bahwa mereka mempelajari hal ini dari anggota kelompok keluarga lainnya,” jelasnya.
Baca: Sebab Akrab Unta dan Arab
Marmoset disebut kerabat manusia yang relatif jauh. Terakhir kali keduanya berbagi leluhur bersama sekitar 35 juta tahun lalu. Sementara perpecahan antara mereka dengan jenis simpanse lainnya terjadi sekitar 5-7 juta tahun lalu.
Ketimbang kedekatan genetik, Omer mengaitkan akuisisi label vokal oleh Marmoset dengan “evolusi konvergen,” atau gagasan bahwa mereka mengembangkan ciri serupa sebagai respons terhadap tantangan lingkungan yang serupa.
Bagi Marmoset, pelabelan vokal mungkin penting untuk mempertahankan hubungan sosial dan kohesi kelompok di hutan hujan lebat di Amerika Selatan.
Meski begitu, bagaimana dan kapan manusia pertama kali mulai berbicara masih menjadi bahan perdebatan. Tetapi banyak ilmuwan telah menolak gagasan bahwa manusia bisa mencari petunjuk dari primata lain.
“Penelitian ini adalah bantahannya. Ternyata kami masih bisa belajar banyak dari primata tentang evolusi bahasa pada manusia,” katanya.