Ikhbar.com: Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan bahwa penyelenggaraan ibadah haji tahun 1445 Hijriah/2024 Masehi menunjukkan peningkatan signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Saya melihat dan juga setelah saya bertanya ke berbagai pihak, juga kepada jamaah mereka berkesimpulan ya, secara umum penyelenggaraan ibadah haji tahun ini jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya,” ujar Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas, di Makkah, Arab Saudi, dikutip dari ANTARA, Kamis, 20 Juni 2024.
Baca: DPR Klaim Terima Keluhan Jemaah Haji, dari Tenda Sesak hingga AC Mati
Anwar, yang juga menjabat sebagai Naib Amirul Hajj 2024, memberikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan ibadah haji, termasuk Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Perhubungan (Kemenhub), serta TNI-Polri.
Menurut Anwar, kesuksesan ini bukan hanya hasil kerja Kemenag semata, tetapi juga kontribusi dari berbagai kementerian lain yang terlibat. Ia mengakui bahwa mengelola ekosistem penyelenggaraan haji adalah tugas berat dengan banyak indikator yang harus dipenuhi dan dipersiapkan.
“Kalau saya yang jadi Menteri Agama enggak sanggup saya, maaf saja ya. Memang enggak sanggup saya mengikuti, jadi Dirjen Haji pun juga enggak sanggup saya, terus terang ya,” ungkapnya.
Anwar juga menyampaikan terima kasih atas dedikasi serta kerja keras para petugas haji yang bekerja tanpa kenal lelah, bahkan sampai 24 jam.
Baca: Indonesia Terima Kuota Haji 2025 Sebanyak 221 Ribu Jemaah
“Kesimpulan saya ya, kalau fisik mereka itu enggak kuat ya repot juga bisa amburadul. Jadi, saya terus terang berterima kasih kepada mereka,” katanya.
Namun, Anwar mengingatkan bahwa kritik dan masukan dari berbagai pihak harus dijadikan bahan evaluasi untuk perbaikan penyelenggaraan haji di tahun-tahun mendatang.
Kemenag, Kemenkes, dan Kemenhub harus mendengar dan menjelaskan kepada masyarakat serta berupaya untuk terus menuju kesempurnaan.
“Menurut saya sah-sah saja (mengkritik) dan Kementerian Agama tidak usah panas kupingnya mendengar kritik. Tapi yang jelas Kementerian Agama harus bisa mendengarkan dan kemudian juga menjelaskan kepada masyarakat serta berupaya untuk bergerak ke arah kesempurnaan,” pungkasnya.