Ikhbar.com: Mahasiswa pascasarjana di Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin, Muhammad Rasad, mengaku tak pernah menyangka dirinya bisa lolos dalam seleksi akhir sebagai imam masjid di Uni Emirat Arab (UEA).
Rasad terpilih sebagai imam tetap di negara beribu-kota Abu Dhabi tersebut setelah melewati sejumlah tahapan dan berhasil mengalahkan ratusan pendaftar lainnya.
“Ada tiga tahapan. Pertama, seleksi administrasi. Di tahap ini para peserta sudah diminta untuk mengirim video membacakan surat-surat pendek dalam Al-Qur’an,” kata Rasad, kepada Ikhbar.com, Sabtu, 27 Mei 2023.
Di tahapan tersebut, para dewan juri sudah menyeleksi peserta untuk masuk ke jenjang berikutnya berdasarkan kefasihan dan nada yang digunakan saat membaca Al-Qur’an.
“Kedua, computer assisted test (CAT) dengan materi seputar wawasan ilmu tajwid, fikih, moderasi beragama, bahasa Arab, dan qawaid (kaidah-kaidah). Kemudian wawancara berbahasa Arab dan tes hafalan Al-Qur’an secara acak di Kementerian Agama (Kemenag),” jelas pemuda kelahiran Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng) itu.
Rasad menyebut, tahapan paling menantang berada di fase ketiga, yakni wawancara langsung dengan para syekh (ulama) di UEA. “Materi tes dan wawancaranya masih agak mirip dengan tahapan sebelumnya. Hanya saja ada wawancara berbahasa Arab terkait ilmu fikih, sejarah Islam, dan khotbah,” katanya.
Baca: Menjadi Imam tak Boleh Sembarang
“Di babak ini harus kuat mental,” sambung Rasad.
Usai berjuang melewati tahapan demi tahapan tersebut, akhirnya Rasad terpilih dari 550 pendaftar untuk menjadi imam tetap di negeri kaya minyak tersebut.
“Sekarang sedang dalam proses pemenuhan berkas dan pengisian formulir sesuai permintaan panitia dari UEA,” katanya.