Ikhbar.com: Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin menyebut Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman sebagai jenderal santri.
Sebutan santri kepada Jenderal Dudung itu karena KH Ma’ruf Amin tahu bahwa ia merupakan jebolan Pondok Buntet Pesantren Cirebon, Jawa Barat.
“Yang saya hormati, Bapak Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Dudung Abdurrahman, saya nyebutnya Jenderal santri,” kata Wapres saat sambutan pada acara Muhasabah dan Istighosah Doa Keselamatan Bangsa sebagai Momentum Peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad Saw di Masjid Agung Cianjur.
“Karena memang beliau ini santri sebenarnya. Saya tahu beliau ini sebenarnya alumni Pesantren Buntet Cirebon,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Kiai Ma’ruf Amin tak begitu heran jika Jenderal Dudung sering mengadakan agenda seperti istigasah, zikir, dan juga doa bersama.
“Seperti acara yang digelar bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) saat ini. Makanya tidak heran kalau bikin istigasah, bikin dzikir, bikin doa, salat subuh, karena beliau juga santri,” ujar Kiai Ma’ruf Amin.
Kiai Ma’ruf Amin berharap akan banyak jenderal-jenderal santri di Indonesia. “Saya berharap ke depan banyak juga jenderal-jenderal santri di Republik ini,” tuturnya.
Jenderal yang berjiwa santri ini menurut Kiai Ma’ruf Amin memiliki komitmen kebangsaan untuk berjuang membela negara. “Dari dulu santri itu berjuang untuk membela negara,” kata Wapres.
Wapres menilai, santri di Tanah Air telah berperan sejak sebelum Indonesia merdeka. Bahkan melakukan perlawanan terhadap penjajah.
“Santri pertama dulu di akhir abad ke-19 melakukan perlawanan ketika belum ada perlawanan. Di Banten yang oleh Profesor Sartono Kartodirdjo disebut sebagai religius revival, kebangkitan agama, geger Cilegon,” terang Wapres.
Meski demikian, Kiai Ma’ruf Amin menyebutnya bukan kebangkitan agama, melainkan islamic revival atau kebangkitan Islam. “Tapi lebih tepat lagi itu kebangkitan santri-santri dalam rangka membela negara untuk menuju Kemerdekaan,” tandasnya.