Ikhbar.com: Lempar jumrah menjadi agenda yang wajib diikuti jemaah selama prosesi puncak haji. Mereka harus melakukan lemparan pertama tepat di hari raya Iduladha atau 10 Zulhijah. Kemudian dalam dua atau tiga hari (tasyrik) berikutnya, jemaah haji wajib melemparkan ke sebanyak tiga tiang dengan tiap-tiap pilar sejumlah tujuh butir batu.
Lemparan batu pada pilar pertama disebut jamarat al-sughra (pilar kecil), kemudian di jamarat al-wustha (pilar sedang) dan terakhir di jamarat al-aqaba (pilar terbesar).
Dikutip dari Saudi Gazette, Rabu, 5 Juli 2023, musim haji tahun ini diikuti oleh sebanyak 1,84 juta jemaah. “Mereka yang melakukan ritual jumrah pada tiga hari telah menggunakan lebih dari 90,4 juta kerikil, dengan setiap peziarah menggunakan total 49 kerikil,” tulis mereka.
Sementara jemaah haji yang tinggal di Mina pada Jumat, 30 Juni 2023 malam, mereka melakukan ritual jumrah pada hari keempat dengan menggunakan total 70 kerikil.
“Ini berarti bahwa lebih dari 100 juta kerikil digunakan selama musim haji tahun 1444 yang berakhir pada hari Sabtu kemarin,” sebut mereka.
Di sisi lain, banyak yang mempertanyakan tentang kemana perginya 100 juta kerikil tersebut? Dan seperti apa alur yang dilakukan sehingga mereka bisa kembali mendapat tempat di musim haji tahun berikutnya?
Baca: Mengapa Arab Saudi Sangat Panas?
Pencarian untuk menemukan jawaban atas pertanyaan ini mengantarkan masyarakat pada kesimpulan tentang pengaturan yang sangat ilmiah dan teliti yang dibuat Pemerintah Arab Saudi. Bahkan, penanganan kerikil tersebut dilakukan dengan cara yang higienis dan sistematis.
Proses menangani batu-batu yang dikumpulkan pada hari pertama, kedua, dan ketiga jumrah akan dimulai segera setelah jemaah haji menyelesaikan ritual tersebut. Jutaan kerikil itu jatuh dasar pilar hingga kedalaman hingga 15 meter dan tersimpan dalam ruang bawah tanah.
Selang beberapa waktu, sejumlah petugas akan bergerak untuk mengumpulkan batu tersebut dan mengangkutnya ke proses pengayakan dengan menyemprotkannya menggunakan air demi menghilangkan debu dan kotoran yang menempel.
“Akhirnya, kerikil yang telah dibersihkan itu mulai diangkut ke kendaraan untuk di bawa ke suatu tempat dan disimpan guna penanganan lebih lanjut setelah akhir musim haji,” terang mereka.
Asosiasi Amal Hadiah Haji & Mu’tamer yang berbasis di Makkah bekerja sama dengan Perusahaan Kedana, pengembang utama Situs Suci mengeklaim telah menerapkan inisiatif berkualitas dalam melayani jemaah haji, termasuk menjaga kesucian kerikil untuk lempar jumrah.
Tahun lalu, mereka menyediakan lebih dari 80 ribu kantong kerikil untuk dilemparkan ke Jamarat. Kedua lembaga itu juga telah mendistribusikan kerikil di lebih dari 300 titik untuk jemaah di rute berjalan di Muzdalifah.