Ikhbar.com: Pengurus Pusat Muhammadiyah berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas keluarga nelayan. Hal itu mereka wujudkan dalam pembentukan Kampung Nelayan Berkemajuan yang diinisiasi oleh Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM).
Ketua MPM, M. Nurul Yamin menjelaskan, program Kampung Nelayan Berkemajuan bertujuan untuk mendampingi nelayan dalam menghadapi tantangan yang dihadapi di sektor perikanan.
“Sehingga diharapkan program tersebut mampu meningkatan kualitas hidup keluarga nelayan,” ujar Yamin dikutip dari laman Muhammadiyah.or.id pada Senin, 10 Juni 2024.
Baca: Akademi Marbot Muhammadiyah Digelar untuk Ciptakan Masjid Berkemajuan
Ia mengaku, pihaknya telah merancang konsep pemberdayaan bagi Kampung Nelayan Berkemajuan yang mencakup empat kata kunci utama.
“Pertama adalah berbasis kepada aspek nelayan sehat, baik lingkungan seperti sanitasi dan kesehatan para nelayan beserta keluarga,” katanya.
Kedua, lanjut Yamin, kampung nelayan juga harus inklusif, yakni adanya pelibatan kelompok perempuan dan marjinal, serta penggunaan teknologi untuk peningkatan nilai.
“Kemudian yang ketiga adalah nelayan produktif, di mana adanya peningkatan produktivitas dan perluasan jaringan pasar,” ucap dia.
Lalu terakhir, kata Yamin, nelayan harus berjamaah, yakni adanya penguatan kelembagaan kolektif, seperti pembentukan kelompok usaha bersama.
Sementara itu, Ketua Tim Kerja Perlindungan Nelayan Direktorat Perizinan dan Kenelayanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Lili Widodo menyambut baik inisiatif tersebut.
Baca: Tafsir QS. An-Nahl Ayat 14: Mensyukuri Kekayaan Laut
Menurutnya, terobosan tersebut selaras dengan apa yang telah digiatkan pemerintah melalui program pemerintah bertajuk Kampung Nelayan Modern (KALAMO).
“Pemerintah melalui program Kampung Nelayan Modern memberikan fasilitas seperti pembangunan sarana, prasarana, dan pengembangan SDM bagi kampung nelayan. Hal ini sejalan dengan rencana program MPM PP Muhammadiyah yang menekankan kapabilitas SDM dan infrastruktur berkualitas untuk Kampung Nelayan Berkemajuan,” ujar Lili.
Salah satu Pengurus Jamaah Nelayan Muhammadiyah (JALAMU) Lamongan, Muhammad Farid menyayangkan masih terdapat lebih dari 7 juta nelayan yang hidup dalam kondisi kemiskinan. Mereka bergantung pada hasil laut sebagai sumber mata pencaharian utama.
“Masalah di nelayan cukup kompleks yang memerlukan solusi bersama. Diperlukan pemberdayaan di sektor ini melalui inovasi dan pengembangan infrastruktur serta SDM yang mendukung,” tandasnya.