Ikhbar.com: Sebanyak 230 mantan anggota Jemaah Islamiyah (JI) asal Lampung hingga Surabaya menyatakan keluar dari organisasi tersebut dan kembali berikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kebanyakan dari mereka adalah para militan yang bertugas di bidang intelijen dan hubungan internasional JI.
Tokoh senior eks anggota JI, Abdullah Ansori alias Abu Fatih, mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian pembunaran JI di Indonesia pada 30 Juni 2024 lalu.
“Kami menyelenggarakan acara seperti ini sudah ke-33 kali. Prinsipnya kami ingin membangun kesamaan mindset, sikap, mental, dan moral, kemudian berharap ke depan tidak ada lagi perbedaan di antara bekas anggota Al Jemaah Al Islamiyah,” ungkapnya, Kamis, 12 September 2024.
Baca: 7 Provokator Kunjungan Paus Fransiskus Dibekuk, Ditemukan Logo ISIS
Abu Fatih yang merupakan mantan Ketua Mantiqi 2 JI itu menjelaskan, kegiatan pembubaran dan pernyataan setia ke NKRI merupakan hasil konsolidasi yang dilakukan Amir JI terakhir, yakni Para Wijayanto.
“Beliau sampaikan, anggota ada 6.000 orang, kalau ini deklarasi dukungan pembubaran mungkin sudah 5.400 atau 5.500 orang secara nasional,” ujarnya.
Sementara tokoh senior JI, Siswanto alias Arif Siswanto alias Abu Mahmudah mengatakan, acara tersebut dilakukan guna memastikan para mantan anggota JI benar-benar sudah kembali ke pangkuan NKRI, sama seperti para seniornya.
“Karena kalau hanya membubarkan jemaah tanpa kembali ke pangkuan NKRI, maka masih mungkin akan membentuk jemaah yang baru, yang boleh jadi secara ideologis masih melanjutkan pemikiran yang sebelumnya,” ungkapnya.
“Untuk senjata juga sudah diserahkan ke Densus. Mungkin sudah 100 persen, itu long term, kalau ditemukan lagi senjata yang tersisa, kami komitmen untuk serahkan. Senjata yang organik total semuanya sudah diserahkan. Paling yang rakitan-rakitan, kalau ketemu sudah tidak bisa dipakai, bahaya dekatnya sudah kita amankan,” kata Siswanto.
Baca: Bendung Radikalisasi di Dunia Maya, Pemred Ikhbar.com Jelaskan Fase Rentan di Medsos
Sementara itu, Budi Tri Karyanto alias Haidar, mantan Deputi Umum JI menyampaikan bahwa keinginan kembali ke pangkuan NKRI sudah ada sejak lama.
“Memang kami akui ada pemahaman kesalahan. Alhamdulillah Densus 88 menyambut, harapan kami bisa diterima masyarakat, diterima negara agar kami bisa berpartisipasi membangun negara,” kata Haidar.
Dia memastikan, kembalinya eks JI ke pangkuan NKRI bukanlah kamuflase. “Bukan hanya di tataran para senior, sekarang merambah di titik-titik, grass root. Kami terima kasih pada Densus 88 yang telah memberikan kesempatan, dan tentunya harapan kami kembali ke negara. Memang masih ada yang menolak, tapi saya kira tidak terlalu signifikan jumlahnya,” kata dia.