Ikhbar.com: Israel telah melakukan serangkaian serangan ke Lebanon. Terbaru, tindakan negara Zionis tersebut merenggut 492 orang per Senin, 23 September 2024.
Dikutip dari Anadolu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Lebanon mengungkapkan bahwa jumlah korban tewas tersebut termasuk 35 di antaranya anak-anak dan 58 lainnya perempuan.
“Kemenkes Lebanon juga mencatat korban luka bertambah jadi setidaknya 1.645 orang,” tulis Anadolu dikutip pada Selasa, 24 September 2024.
Sebelumnya diberikatan bahwa Israel menyerang ibu kota Beirut dan Lebanon selatan pada Senin, 23 September 2024 siang.
Baca: Produsen Pager yang Meledak di Lebanon Disebut Perusahaan Abal-abal Israel
“Israel mengeklaim telah menyerang sekitar 800 lokasi kelompok milisi Hizbullah,” katanya.
Pasukan Israel mengaku menargetkan titik-titik jauh di dalam wilayah Lebanon. Sementara menurut sumber Hizbullah, Militer Zionis menargetkan salah seorang pejabat senior pada serangan tersebut.
Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari mengimbau warga Lebanon untuk menghindari target serangan. Sejumlah titik yang mereka imbau adalah tempat yang mempunyai kaitan dengan Hizbullah.
“Militer Israel juga memperingatkan warga yang tinggal di Lembah Bekaa di Lebanon timur untuk meninggalkan rumah mereka. Hal itu seiring dengan pengumuman Zionis untuk memperluas cakupan serangannya,” tulis Anadolu.
Sementara itu, pihak Hizbullah mengaku telah meluncurkan roket ke lokasi militer Israel dekat Haifa. Selain itu, mereka juga meluncurkan puluhan roket ke dua pangkalan Israel.
“Rentetan tersebut dilakukan Hizbullah sebagai respons atas serangan di Lebanon selatan dan Bekaa,” katanya.
Sebelum serangan yang dilakukan Israel, Lebanon lebih dulu mengalami serangan berupa meledaknya ribuan peger dan walkie talkie. Peristiwa tersebut terjadi pada 17 dan 18 September 2024.
Setidaknya dalam insiden itu menewaskan 39 orang dan melukai 3 ribu lebih orang. Meski kebanyakan gadget yang meledak merupakan milik anggota Hizbullah, tetapi korban luka mencakup warga sipil termasuk anak-anak hingga petugas medis.
Berdasarkan penyelidikan awal, ribuan perangkat komunikasi ini kemungkinan telah disabotase dan dipasang jebakan bahan peledak. Hizbullah meyakini Israel dalang di balik teror ledakan ini meski hingga saat ini Tel Aviv bungkam atas seluruh tuduhan.