Ikhbar.com: Jemaah haji Indonesia sudah diterbangkan ke Tanah Suci sejak 12 Mei 2024. Pemberangkatan gelombang pertama tersebut akan berlangsung hingga 23 Mei 2024 menuju Kota Madinah, Arab Saudi.
Selama di Madinah, para jemaah dianjurkan untuk fokus beribadah. Mereka dapat melakukannya baik di Masjid Nabawi maupun di hotel tempat menginap masing-masing.
Hal itu seperti yang disampaikan Pembimbing Ibadah yang tergabung dalam Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Madinah, Prof. KH Aswadi. Ia menilai bahwa ibadah di Madinah harus disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi kesehatan jemaah.
Menurut Kiai Aswadi, nilai pahala salat di Masjid Nabawi mencapai 1.000 kali lipat. Selain salat wajib, jemaah juga bisa melakukan ibadah sunah lainnya, seperti salat sunnah, membaca Al-Qur’an.
“Kalau mampu usahakan mengkhatamkan Al-Qur’an saat di Madinah,” ujar Kiai Aswadi dikutip dari laman Kemenag pada Ahad, 19 Mei 2024.
Baca: 4 Alasan Kerajaan Saudi Larang Haji tanpa Izin
Selain itu, lanjut dia, jemaah haji selama berada di Madinah diharapkan memperbanyak membaca selawat kepada Rasulullah Saw.
“Kita semua berharap bisa mendapatkan syafaat Rasulullah, kelak di Yaumul Akhir,” katanya.
Meski banyak keistimewaan, ia menekankan bahwa amalan yang dilakukan harus tetap sesuai kemampuan. Artinya, jemaah diimbau untuk tidak memaksakan diri saat beribadah di Madinah.
“Contohnya, jemaah lanjut usia, sebaiknya melihat kondisi kesehatan. Jika kondisi kesehatannya fit dan merasa sanggup, bisa beribadah di Masjid Nabawi. Jika kondisi kesehatannya tidak mendukung untuk berangkat ke Masjid Nabawi, alangkah baiknya untuk tetap melakukan amalan di hotel tempat menginap,” paparnya.
“Jemaah haji lansia, dengan beribadah di hotel dapat menjaga kondisi hingga puncak haji. Meskipun demikian, fadilah dan pahala yang didapatkan sama dengan ibadah yang dilakukan di Masjid Nabawi,” tandasnya.