Ikhbar.com: Jaringan Gusdurian bakal menggelar sejumlah kegiatan dalam rangka memperingati hari lahir (harlah) KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur mulai 4 Agustus hingga 7 September 2023.
Koordinator Sekretariat Nasional (Seknas) Jaringan Gusdurian, Jay Akhmad mengatakan, rangkaian acara tersebut akan dihelat di beberapa kota secara daring maupun luring.
“Melalui kegiatan harlah Gus Dur, jaringan yang memiliki komunitas di lebih dari 150 kota ini juga akan mengampanyekan nilai, pemikiran, dan keteladanan (NPK) Gus Dur melalui media sosial untuk menyasar generasi muda,” ujar Jay, melalui keterangan tertulis yang diterima pada Rabu, 2 Agustus 2023.
Ia menyebut, rangkaian acara itu terdiri dari peluncuran Gusdurian Academy, Gus Dur Memorial Lecture, Kampanye 17-an, Gerakan 17-an berupa upacara 17 Agustus dan forum gagasan, hingga agenda komunitas meliputi bioskop rakyat, panggung rakyat, dan bakti sosial.
“Terdapat 97 titik penyelenggaraan peringatan harlah Gus Dur yang dikelola oleh 60 komunitas Gusdurian dari berbagai daerah di Indonesia, meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua,” kata dia.
“Tercatat per hari ini ada 97 agenda dalam rangka peringatan harlah Gus Dur. Tentu data ini masih terus bergerak, baik komunitas yang akan terlibat maupun agenda-agenda dalam peringatan harlah Gus Dur selama satu bulan penuh,” imbuhnya.
Jay menjelaskan, agenda harlah Gus Dur tersebut akan dilaksanakan mulai dari kampus hingga kampung.
“Di kampus, Jaringan Gusdurian akan bekerja sama dengan beberapa universitas dan perguruan tinggi untuk menyelenggarakan Gus Dur Memorial Lecture,” tuturnya.
“Kegiatan Gus Dur Memorial Lecture akan menghadirkan sejumlah narasumber untuk membahas relevansi gagasan dan pemikiran Gus Dur, termasuk warisan dan cita-cita Gus Dur dalam konteks sekarang. Selain itu, para akademisi dan praktisi juga akan dihadirkan dalam Webinar Peluncuran GUSDURian Academy,” jelas Jay.
Peluncuran Gusdurian Academy, lanjut Jay, akan digelar pada 4 Agustus 2023. Acara webinar tersebut akan membahas empat topik khusus, yakni Gus Dur dan Keadilan Ekologi yang akan diampu Asman Azis (Dosen UNU Kalimantan Timur), Gus Dur dan Pribumisasi Islam oleh Marzuki Wahid (Rektor ISIF Cirebon), Gus Dur dan Demokrasi oleh Abdul Gaffar Karim (Dosen FISIPOL UGM), serta Gus Dur dan Keadilan Gender oleh Nur Rofiah (Dosen Pascasarjana PTIQ Jakarta).
Jay berharap peringatan harlah Gus Dur tersebut dapat menjadi ruang dan momentum bersama dalam meneruskan serta meneladani perjuangan Bapak Pluralisme dalam menjaga bangsa.
“Harapannya adalah peringatan ini bisa menjadi ruang bersama dan momentum bersama untuk kita bahwa kita masih perlu belajar dari tokoh bangsa bernama Abdurrahman Wahid dalam menjaga Indonesia agar lebih baik,” pungkasnya.