Ikhbar.com: Sebanyak enam dari 10 perusahaan mengaku telah memecat karyawan dari kalangan Generasi Z (Gen Z) sepanjang tahun 2024. Sejumlah faktor diyakini menjadi penyebab kelompok yang lahir antara 1997-2012 itu kehilangan pekerjaan.
Fakta tersebut seperti yang diungkapkan platform konsultasi pendidikan dan karier, Intelligent baru-baru ini. Dalam survei tersebut, mereka mengungkapkan bahwa faktor kurangnya motivasi dari karyawan menjadi penyebab tertinggi perusahaan memecat Gen Z.
“Sebanyak 50 persen Gen Z mengaku kurang motivasi atau inisiatif. Sementara Kurangnya profesionalisme di kalangan Gen Z saat bekerja berada di urutan kedua, yakni sebanyak 46 persen,” tulis survei Intelligent dikutip pada Senin, 21 Oktober 2024.
Berikutnya, survei tersebut mengungkapkan bahwa ada 42% Gen Z yang memiliki keterampilan yang buruk. Selain itu, sebanyak 39% Gen Z juga diyakini mempunyai komunikasi yang kurang baik.
Baca: Milenial dan Gen Z Dominasi Pengguna Layanan Keuangan Digital
“Berikutnya, ada sebanyak 38 persen Gen Z mengaku kesulitan menerima feedback dan kurangnya pengalaman kerja yang relevan,” katanya.
Di sisi lain, Gen Z juga mempunyai kekurangan dalam kemampuan memecah masalah. Dalam survei ini, tercatat ada 34% kelompok tersebut sulit memecahkan permasalahan.
“Kemudian ada sebanyak 31 persen Gen Z mempunyai keterampilan teknis yang tidak memadai dan ketidakcocokan budaya. Terakhir, ada 30 persen Gen Z yang mengaku kesulitan bekerja dalam tim,” tulis survei tersebut.
Kepala penasihat pendidikan dan pengembangan karier Intelligent, Huy Nguyen menjelaskan, angka Gen Z yang kesulitan dalam menjalankan pekerjaan itu dikarenakan adanya perbedaan antara fakta di lapangan dan pelajaran di perkuliahan.
“Mereka sering kali tidak siap menghadapi lingkungan yang kurang terstruktur, dinamika budaya tempat kerja, dan ekspektasi pekerjaan yang mandiri,” ujar dia dikutip dari Euronews.
Selain itu, kata dia, Gen Z juga dinilai kesulitan dalam mengelola beban kerja. Mereka juga sering terlambat, dan tidak berpakaian atau berbicara dengan pantas.
Baca: Beda Gaya Gen Z di Dunia Kerja cuma Mitos
Di sisi lain, pada survei terpisah pada April menemukan bahwa pekerja Generasi Z terlalu bergantung pada dukungan orang tua selama pencarian kerja mereka.
Sementara itu, menurut survei yang dilakukan oleh ResumeTemplates, menyebutkan 70% mengaku meminta bantuan orang tua mereka dalam proses pencarian kerja.
“Sedangkan 25 persen lainnya mengaku membawa orang tua mereka ke wawancara, sementara banyak yang lainnya meminta orang tua mereka mengirimkan lamaran kerja dan menulis resume untuk mereka,” katanya.