Ikhbar.com: Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) membuka 10 ribu kuota beasiswa untuk santri di seluruh Indonesia. Program tersebut terselenggara dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2024.
Beasiswa santri tersebut dirilis Baznas dalam Rapat Koordinasi Nasional Lembaga Amil Zakat (LAZ) 2024 di Hotel Bidakara, Jakarta pada Selasa, 15 Oktober 2024.
Ketua Baznas, KH Noor Achmad mengeklaim pihaknya telah beberapa kali membuka beasiswa bagi santri dalam negeri.
Baca: Baznas Sediakan Beasiswa Pembiayaan Tugas Akhir S1-S3, Ini Syarat dan Link Pendaftarannya
“Beasiswa ini untuk santri yang mau masuk Perguruan Tinggi dalam dan luar negeri. Syukur-syukur kedepannya bisa menjadi 50ribu beasiswa santri Baznas,” ujar KH Noor Achmad dikutip dari laman Kemenag pada Selasa, 15 Oktober 2024.
Di sisi lain, ia menyampaikan bahwa sejak empat tahun terakhir, Baznas sudah mengeluarkan rekomendasi LAS sekitar 186 rekomendasi. Tujuannya, agar Baznas bisa menggali potensi ZIS tersebut.
“Nanti LAZ nasional, baik yang ormas atau pun non ormas bisa bekerja sampai ke bawah. Ini harapan kami. Potensi ZIS sangat besar sekali,” kata KH Noor Achmad.
Menurutnya, program tersebut bisa menyelamatkan manusia dan kemanusiaan. Hal itu bisa terwujud jika sinergitas dan manajemen berjalan dengan baik.

Sementara itu, Menteri Agama (Menang) Yaqut Cholil Qoumas mengajak para santri untuk memanfaatkan kesempatan program beasiswa ini dengan baik.
“Beasiswa ini menjadi kado bagi Hari Santri 2024. Dan semoga LAZ lainnya bisa mengikuti,” katanya.
“Di ujung masa pemerintahan Joko Widodo ini, Saya senang dan bahagia bisa hadir di acara Baznas untuk kesekian kalinya,” imbuhnya.
Ia mendorong Baznas maupun lembaga zakat lainnya untuk terus berkolaborasi dengan pemerintah. Upaya tersebut dilakukan tak lain untuk mengembangkan perzakatan di Indonesia yang lebih baik.
“Dengan PMA terkait perzakatan sudah membuka lebar-lebar perizinan bagi LAZ. Potensi Zakat bisa dimaksimalkan dengan baik untuk kemaslatan umat,” kata Gus Yaqut.
Bahkan, lanjut Gus Yaqut, CSR BUMN yang dalam setahun bisa mencapai Rp13 Trilliun seharusnya bisa disinerginakan dengan Baznas.
“Ke depannya, Saya kira Baznas bisa bekerja sama dengan BUMN melalui CSR nya. Jika ini dikelola melalui Baznas dan LAZ dipastikan dapat dipertanggungjawabkan,” kata Gus Yaqut.
Gus Yaqut juga menjelaskan, Kemenag dan Baznas sudah membentuk Taskforce yang diperuntukkan untuk mengoptimalkan ZIS dan mentasyarufkannya sesuai peruntukannnya.
“Yang lebih penting juga pemanfaatan Teknologi Informasi. Pengumpulan zakat akan semakin agresif. Kita harus beradaptasi dengan perkembangan zaman,” ujar dia.
Gus Yaqut mendorong generasi muda untuk bisa menguasai teknologi. Langkah tersebut dilakukan agar mereka bisa diberdayakan untuk layanan keagamaan yang mudah.
“Ini penting dan bermanfaat bagi LAZ. Mudah-mudahan pengabdian kita ini menjadi amal saleh,” tandasnya.