Ikhbar.com: Jumlah jemaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci telah mencapai 183 orang. Angka tersebut berdasarkan Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag) per Kamis, 20 Juni 2024.
Dari data Siskohat tersebut, 183 jemaah haji Indonesia itu meninggal dunia saat berada di lima wilayah Arab Saudi yaitu Madinah, Jeddah, Makkah, Arafah dan Mina.
Untuk jemaah haji yang meninggal dunia masih didominasi lanjut usia (lansia). Jemaah tertua yang meninggal dunia di Tanah Suci berusia 94 tahun. Sementara yang termuda berusia 31 tahun.
Hampir seluruh jemaah haji yang meninggal di Tanah Suci ini juga termasuk dalam kategori kesehatan risiko tinggi (risti). Sedangkan 17 jemaah lainnya non-risti.
Baca: Indonesia Terima Kuota Haji 2025 Sebanyak 221 Ribu Jemaah
Daftar nama beserta data 183 jamaah haji Indonesia yang meninggal dunia di Tanah Suci bisa diakses di tauran berikut: <<<KLIK DI SINI>>>
Sementara ini, berdasarkan tabel perbandingan kasus kematian yang ditampikan laman Siskohat, angka kematian jemaah haji Indonesia di Tanah Suci menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Sebelumnya, Kepala Pusat Kesehatan Haji, Lilik Marhaendro Susilo, menyatakan bahwa kualitas kesehatan jamaah haji mulai menurun lantaran cuaca panas.
“Kelelahan saat perjalanan dari Makkah ke Arafah dalam cuaca panas, turun dari bus ke tenda dengan suhu panas, dan kondisi kurang prima memperburuk kondisi kesehatan jamaah,” ujar Lilik, dikutip laman Kementerian Kesehatan (Kemkes) pada Kamis, 19 Juni 2024.
Untuk itu, Lilik mengingatkan jemaah di Arafah untuk memperbanyak i’tikaf dalam tenda sesuai sunnah, menjaga makan dan minum, serta tidak lupa minum oralit untuk mencegah dehidrasi akibat cuaca panas dan kering.
Lebih lanjut, Lilik mengimbau jemaah untuk menjaga imunitas tubuh dengan mencukupi kebutuhan cairan harian minimal 200 ml per jam, termasuk bagi mereka yang menderita batuk pilek. Air putih dapat dicampur dengan oralit untuk membantu rehidrasi tubuh.
“Jangan lupa minum air putih 200 ml per jam. Bisa ditambahkan oralit. Makan makanan bergizi yang disediakan panitia dan cukup istirahat 6-8 jam per hari,” kata Lilik.
Lilik juga menyarankan jemaah untuk memakai masker dan minum vitamin. Bagi yang memiliki penyakit komorbid, jemaah dianjurkan meminum obat teratur.
“Bila ada keluhan, hubungi dokter kloter atau ke pos satelit,” imbuh dia.
Ia juga menjelaskan, kebutuhan obat-obatan, seperti obat flu yang sangat dibutuhkan jamaah haji, masih tersedia di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
“Obat-obatan masih cukup, termasuk obat flu. Kami monitor jumlah ketersediaan masing-masing jenis obat,” tutur Lilik.