3 Contoh Naskah Pidato untuk Upacara Hari Santri Nasional 2024

Ilustrasi pidato di Hari Santri Nasional. Dok IKHBAR.

Ikhbar.com: Hari Santri Nasional (HSN) menjadi momentum penting bagi seluruh pelajar di Indonesia untuk merenungi nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan kemanusiaan. Peringatan ini juga dimaksudkan untuk mengenang kontribusi besar para santri dalam sejarah bangsa, dan peran mereka yang terus relevan di masa kini.

Dalam peringatan Hari Santri, upacara bendera termasuk rangkaian tak terpisahkan. Salah satu rangkaian intinya terdapat dalam penyampaian amanat melalui pidato yang menginspirasi demi memperkuat semangat kebangsaan.

Berikut ini tiga contoh naskah pidato yang bisa digunakan untuk memperingati Hari Santri Nasional.

Baca: Logo, Tema, dan Theme Song Hari Santri 2024

Semangat kepahlawanan santri dalam sejarah

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Hadirin yang dimuliakan Allah, pada kesempatan ini, mari kita renungkan kembali betapa pentingnya peran santri dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Dari Resolusi Jihad yang digerakkan oleh ulama, termasuk para santri, hingga kontribusi mereka dalam mempertahankan kemerdekaan, santri adalah simbol perlawanan dan kepahlawanan yang tidak tergantikan. Maka, Hari Santri bukan hanya perayaan, tapi peringatan akan kontribusi nyata santri bagi negeri.

Sebagaimana firman Allah Swt dalam surah Al-Hujurat ayat 13:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.” (QS. Al-Ḥujurāt: 13).

Ayat ini mengajarkan bahwa perbedaan bangsa dan suku adalah untuk saling mengenal dan memperkuat satu sama lain. Santri sejak awal telah mengamalkan nilai-nilai persatuan ini. Tidak hanya dalam konteks agama, tetapi juga dalam membela Tanah Air. Cinta Tanah Air adalah manifestasi dari keimanan, dan santri telah menunjukkan bahwa perjuangan membela negeri ini adalah bagian dari jihad fi sabilillah.

Menurut data dari Kementerian Agama (Kemenag) RI, saat ini terdapat lebih dari 41.000 pesantren di seluruh Indonesia dengan sekitar 4 juta santri yang aktif belajar. Tidak hanya fokus pada studi agama, banyak pesantren kini mengembangkan pendidikan kewirausahaan dan keterampilan teknologi bagi santri mereka. Ini adalah bukti bahwa semangat santri dalam membangun bangsa terus tumbuh sesuai zaman, memperkuat ketahanan ekonomi dan sosial di tengah masyarakat.

Kita juga melihat banyak santri yang terlibat dalam kegiatan sosial, seperti program pengabdian masyarakat di daerah-daerah pelosok. Mereka berkontribusi dalam berbagai bidang, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga pengembangan ekonomi masyarakat. Semangat ini harus terus dijaga dan ditingkatkan agar santri tetap menjadi garda terdepan dalam membela dan membangun bangsa di era modern ini.

Melalui peringatan ini, kita diingatkan untuk terus melanjutkan semangat juang para santri terdahulu. Kita juga harus memastikan bahwa kontribusi santri di masa kini terus menjadi penggerak bagi kemajuan bangsa. Perjuangan santri bukan hanya melawan penjajahan fisik, tetapi juga melawan kemiskinan, kebodohan, dan ketidakadilan.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Baca: Kamu Santri dan Pengin Jadi Content Creator atau Mahir AI? Segera Daftar Kursus Gratisnya di sini!

Peran santri sebagai penggerak peradaban

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Para hadirin yang dimuliakan Allah, kita semua menyadari bahwa santri bukan hanya penghafal ilmu agama, melainkan juga agen perubahan dalam masyarakat. Pesantren adalah tempat lahirnya intelektual-intelektual Islam yang siap berkontribusi membangun peradaban. Dari pesantren lahir tokoh-tokoh besar seperti Hadaratussyekh KH. Hasyim Asy’ari, KH. Ahmad Dahlan, hingga tokoh-tokoh modern yang terus berjuang di berbagai bidang.

Rasulullah Muhammad Saw bersabda:

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

“Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah)

Hadis ini mengingatkan bahwa ilmu adalah jalan menuju kemuliaan. Sebagai santri, kita tidak hanya diajarkan ilmu agama, tetapi juga ilmu dunia yang bermanfaat untuk umat. Kombinasi ilmu agama dan pengetahuan umum menjadi kekuatan santri dalam membangun peradaban yang berkeadilan dan berakhlak mulia.

Seiring perkembangan zaman, santri memiliki tanggung jawab yang lebih besar. Di era digital ini, santri diharapkan mampu menguasai teknologi tanpa kehilangan identitas keislamannya. Pesantren bukan hanya mencetak ulama, tetapi juga profesional yang berbasis akhlak mulia. Maka, peran santri di era modern adalah menjadi penggerak perubahan yang tetap berpegang pada nilai-nilai agama.

Santri juga harus mampu memadukan nilai-nilai agama dengan kemajuan teknologi. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia telah mencapai lebih dari 221,5 juta orang. Pesantren-pesantren modern kini mengadopsi pendidikan berbasis teknologi dan literasi digital untuk mempersiapkan santri menghadapi tantangan dunia global. Santri harus paham bahwa teknologi bukan ancaman, tetapi alat untuk menyebarkan kebaikan dan kebenaran.

Banyak pesantren di Indonesia yang kini menawarkan program studi ilmu komputer, teknik, dan bisnis digital sebagai bagian dari kurikulumnya. Inisiatif ini menunjukkan bahwa santri bukan hanya berperan sebagai penjaga moral, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi dan inovator di berbagai bidang.

Dengan berkembangnya sektor ekonomi kreatif di Indonesia, santri juga harus mampu memanfaatkan potensi ini untuk berwirausaha dan berkontribusi pada pembangunan nasional. Menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sektor ini menyumbang lebih dari 7% terhadap PDB Indonesia pada tahun 2023. Santri diharapkan dapat mengambil peran strategis dalam memajukan ekonomi umat dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Baca: 3 Gerakan Utama Santri menurut Gus Menteri

Santri sebagai pengawal moral bangsa

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bapak, Ibu, para hadirin yang saya hormati, dalam suasana Hari Santri ini, kita patut bersyukur bahwa santri di Indonesia tetap menjadi penjaga moral dan akhlak bangsa. Di tengah arus globalisasi yang kerap menggoyahkan nilai-nilai moral, santri tetap teguh dengan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin. Peran santri sangat strategis dalam menjaga akhlak dan nilai-nilai keagamaan di masyarakat.

Sebagaimana firman Allah Swt dalam surah Ali Imran ayat 104:

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

“Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Āli ‘Imrān: 104).

Ayat ini menegaskan peran kita untuk terus mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Santri harus selalu menjadi garda terdepan dalam menegakkan kebaikan dan keadilan. Meskipun tantangan zaman semakin besar, santri tetap harus konsisten dalam menjalankan peran sebagai penjaga moral.

Tidak hanya di lingkungan pesantren, santri harus bisa membawa nilai-nilai moral dan etika Islam ke dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas. Di masa depan, santri diharapkan menjadi pemimpin yang jujur, adil, dan peduli terhadap sesama, menjaga bangsa ini dari kemerosotan moral dan akhlak.

Sementara itu, di masa sekarang, santri juga dihadapkan pada tantangan yang lebih kompleks, seperti pengaruh media sosial dan maraknya konten negatif. Berdasarkan data We Are Social, pengguna media sosial di Indonesia mencapai lebih dari 167 juta orang pada tahun 2024. Ini berarti lebih dari separuh penduduk Indonesia terhubung ke media sosial, dan santri harus mampu memanfaatkan platform ini untuk menyebarkan nilai-nilai positif dan dakwah.

Tidak hanya itu, santri juga harus mampu membangun komunikasi yang baik dengan generasi muda yang sering kali terpengaruh oleh budaya populer yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Peran santri sebagai influencer moral sangat penting dalam membentuk karakter anak bangsa.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.