Perusahaan Induk ChatGPT di Ujung Tanduk

Ilustrasi penggunaan ChatGPT menggunakan gawai. Foto: Freepik.

Ikhbar.com: ChatGPT saat ini menjadi salah satu layanan artificial intellegence (AI) generatif yang paling dikenal di seluruh dunia. Namun, penciptanya, OpenAI, diprediksi akan mengalami kerugian besar tahun ini hingga terancam bangkrut.

Laporan terbaru dari The Information mengungkapkan kondisi finansial OpenAI. Proyeksi ini diperoleh dari laporan keuangan internal yang tidak dipublikasikan dan berbagai analisis industri.

Baca: Kecerdasan Buatan di Mata Pemeriksa Fakta

Media asal Amerika Serikat itu menyatakan bahwa OpenAI tidak menghasilkan cukup uang, dan berpotensi mengalami kerugian operasional sebesar USD 5 miliar (Rp 81,5 triliun) pada akhir tahun fiskal.

Pengeluaran terbesar OpenAI, menurut laporan tersebut, ialah sekitar USD 7 miliar untuk melatih dan melakukan inference (kemampuan mesin untuk mengambil kesimpulan) model bahasa besar atau large language model (LLM). Selain itu, mereka juga mengeluarkan USD 1,5 miliar untuk menggaji karyawan.

Laporan itu mengatakan, bahwa OpenAI bisa kehabisan dana dalam 12 bulan ke depan dan terancam bangkrut, kecuali mereka berhasil menggalang lebih banyak dana.

Baca: Gratis! Ini 3 AI Kaya Manfaat yang Bisa Diakses lewat WhatsApp

Meski begitu, lanjutnya, beberapa analis optimis bahwa biaya melatih model AI dan manufaktur diprediksi turun di masa depan.

Ada dua masalah utama yang dihadapi OpenAI berdasarkan laporan tersebut. Pertama, mereka berambisi menjadi perusahaan pertama yang meluncurkan artificial general intelligence (AGI). Proyek ambisius yang diklaim memiliki kepintaran setara dengan manusia ini membutuhkan biaya tidak sedikit.

Kedua, OpenAI juga menghadapi persaingan yang jauh lebih ketat dari Anthropic, Amazon, Google, Meta, dan lain-lain. Meskipun ChatGPT saat ini menjadi layanan yang paling dikenal, porsi pendapatan yang diterima OpenAI semakin menyusut.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.