Google: AI Biang Kerok Kesesatan di Internet

Ilustrasi Google. Foto: AFP/TOBIAS SCHWARZ

Ikhbar.com: Para peneliti Google belum lama ini menyebutkan bahwa konten palsu yang dibuat artificial intellegence (AI) atau kecerdasan buatan generatif bisa merusak internet.

Dalam studi yang belum di-peer review tersebut, Google menemukan sebagian besar pengguna memanfaatkan gambar dan video buatan AI untuk mengaburkan batas antara sesuatu yang asli dan palsu.

Para peneliti Google itu juga mengeklaim bahwa pihaknya telah mempelajari 200 artikel berita dan sejumlah hasil riset terkait penyalahgunaan AI generatif.

Baca: Google Buka Pelatihan AI untuk Pelajar, Begini Cara Daftarnya

“Manipulasi kemiripan manusia dan pemalsuan bukti mendasari tindakan pengguna yang paling umum dalam kasus penyalahgunaan (AI) di dunia nyata,” kata peneliti Google dalam studinya, seperti dikutip dari Futurism pada Selasa, 9 Juli 2024.

Ia mengatakan, sebagian besar dari tindakan tersebut digunakan dengan maksud untuk mempengaruhi opini publik, memudahkan penipuan, atau untuk menghasilkan keuntungan.

Masalah tersebut diperburuk dengan penggunaan pelatform AI generatif yang tidak memerlukan keahlian khusus. Belum lagi sebagian besar pengguna internet tidak bisa membedakan konten asli dan konten buatan AI.

“Produksi massal konten sintetis berkualitas rendah, mirip spam, dan berniat jahat berisiko meningkatkan keraguan masyarakat terhadap informasi digital dan membebani pengguna dengan tugas verifikasi,” jelas peneliti Google.

Parahnya, peneliti Google mengatakan bahwa selama ini ada banyak kasus publik figur yang membantah rumor atau sesuatu yang negatif tentang mereka sebagai buatan AI.

Menariknya laporan Google ini tidak memuat fitur AI mereka yang kontroversial. Belum lama ini fitur AI Overviews yang ada di Google Search menjadi bulan-bulanan netizen karena memberikan jawaban yang aneh dan tidak masuk akal.

Misalnya, AI Overviews menyarankan pengguna untuk menggunakan lem tidak beracun agar keju bisa menempel di pizza, atau mengutip kata ‘ahli geologi’ untuk memakan satu batu kecil per hari. Hasil pencarian yang nyeleneh itu langsung dihilangkan dan fiturnya dibatasi.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.