Elon Musk Tawar OpenAI Rp1, 5 Kuadriliun, Tapi Ditolak dan Ditantang Balik Pemilik

Perusahaan berbasis kecerdasan buatan, OpenAI, ingin diakuisisi Elon Musk senilai Rp1,5 kuadriliun. Foto: Pexels/Andrew.

Ikhbar.com: Elon Musk, melalui konsorsium yang dipimpinnya, mengajukan tawaran senilai $97,4 miliar atau sekitar Rp1,5 kuadriliun untuk mengakuisisi organisasi nirlaba yang mengendalikan OpenAI.

Tawaran ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Musk dan CEO OpenAI, Sam Altman, mengenai arah masa depan perusahaan.

Baca: Pemimpin Dunia Rumuskan Regulasi AI

Musk, yang mendirikan OpenAI bersama Altman pada 2015, meninggalkan perusahaan sebelum berkembang pesat, dan kemudian mendirikan xAI, sebuah startup AI pesaing, pada 2023.

Ia berupaya mencegah OpenAI beralih menjadi entitas berorientasi profit, sebuah langkah yang menurut OpenAI diperlukan untuk memperoleh pendanaan guna mengembangkan model kecerdasan buatan (AI) terbaik.

Musk menilai bahwa fokus OpenAI kini lebih condong pada keuntungan dibandingkan kepentingan publik, bertentangan dengan visi awal pendiriannya.

“Sudah waktunya bagi OpenAI untuk kembali menjadi kekuatan open-source yang berfokus pada keselamatan seperti dulu. Kami akan memastikan hal itu terjadi,” kata Musk, dikutip dari Reuters, pada Rabu, 12 Februari 2025.

Sebaliknya, Altman mengatakan bahwa dewan direksi perusahaan tidak tertarik dengan “tawaran yang seharusnya” dari Musk. Dia juga mengatakan bahwa OpenAI tidak untuk dijual.

“Tidak, terima kasih, tapi kami akan membeli twitter seharga $9,74 miliar jika Anda mau,” tulis Altman di akun X resminya.

Dengan tawaran ini, tekanan terhadap OpenAI semakin meningkat, terutama karena perusahaan tersebut tengah berupaya menghimpun dana untuk mendukung peralihan ke model bisnis berbasis profit.

Baca: Kementerian Keuangan India Larang Karyawannya Pakai AI

Konsorsium yang dipimpin Musk mencakup xAI, Baron Capital Group, dan Emanuel Capital.

Tawaran akuisisi ini berpotensi mengganggu strategi penggalangan dana OpenAI, dan menimbulkan spekulasi mengenai langkah investor lain, termasuk SoftBank.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.