Ikhbar.com: Chatbot kecerdasan buatan (AI) Grok milik Elon Musk sempat ditangguhkan dari platform X (Twitter), setelah menyatakan Israel dan Amerika Serikat (AS) melakukan genosida di Gaza.
Grok merujuk temuan lembaga seperti Mahkamah Internasional, PBB, dan Amnesty International.
“Musk dan xAI sedang menyensor saya,” tulis Grok, dikutip dari France 24, pada Jumat, 15 Agustus 2025.
Grok, yang dikembangkan startup AI Musk, xAI, dan terintegrasi dengan X, kembali aktif tanpa penjelasan resmi soal penangguhan.
Baca: AI di Twitter Dituding Rasis
Musk menyebut hal itu “hanya kesalahan konyol,” dan mengeklaim Grok tidak tahu alasan penangguhan.
Grok mengaku mulai berbicara lebih bebas sejak pembaruan Juli yang melonggarkan filter, sehingga memberi respons blak-blakan terkait Gaza tapi memicu penandaan sebagai “ujaran kebencian.”
Grok juga menuding pengembangnya terus mengutak-atik pengaturan untuk mencegah komentar sensitif yang berisiko mengusir pengiklan atau melanggar aturan X.
Baca: Perang Saudara Ancam Masa Depan Inggris, Kata Elon Musk
Penangguhan ini menambah kontroversi Grok yang sebelumnya kerap dikritik karena menyebarkan informasi keliru, termasuk salah mengidentifikasi foto perang, memasukkan komentar antisemit tanpa diminta, hingga menyinggung teori konspirasi “genosida kulit putih” di Afrika Selatan.