Ikhbar.com: Menteri Agama (Menag) Prof KH Nasaruddin Umar menyoroti insiden yang melibatkan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama, Miftah Maulana atau Gus Miftah, sebagai pengingat pentingnya kontrol diri bagi pejabat publik.
Baca: Viral Gus Miftah Ejek Tukang Es, MUI: Lisan Penting Dijaga
Menag menyatakan bahwa setiap tindakan pejabat publik, termasuk Gus Miftah, mencerminkan identitas yang melekat pada masyarakat dan pemerintah. Oleh karena itu, kontrol diri diperlukan untuk menghindari kesalahpahaman di ruang publik.
“Apa pun, ini juga pembelajaran buat Gus Miftah bahwa ketika menjadi penjabat, figur publik seperti ini, harus ada controlling,” ujar Menag, dikutip dari ANTARA, pada Rabu, 4 Desember 2024.
Pernyataan ini muncul setelah ucapan Gus Miftah terhadap seorang penjual es dalam sebuah forum publik menuai kritik luas.
Menag berharap kasus ini menjadi pembelajaran, tidak hanya bagi Gus Miftah, tetapi juga bagi semua tokoh masyarakat.
Ia juga menambahkan bahwa Gus Miftah, yang memiliki latar belakang sebagai seniman, mungkin bertindak dalam konteks informal yang harus dipahami secara proporsional.
Baca: 3 Ciri Pemimpin Adil menurut Al-Ghazali
Namun, tanggung jawab sebagai pejabat tetap memerlukan kontrol dan kehati-hatian ekstra.
“Jadi jangan sampai nanti Gus Miftah itu kita potret dengan gaya potret formal, tapi dia sedang dalam keadaan informal. Jadi seniman itu kan paling susah diukur. Nah, jangan lupa bahwa Gus Miftah itu adalah seorang seniman,” pungkasnya.