Rayakan HUT Ke-78 Kemerdekaan RI, Masjid UI Salurkan Bantuan ke Sekolah Anak Pemulung

Sahabat Masjid UI saat menyalurkan bantuan ke sekolah anak pemulung.

Ikhbar.com: Masjid Ukhuwah Islamiyah Universitas Indonesia (UI) menyalurkan bingkisan peralatan sekolah kepada 78 anak Sekolah Pemulung Lumi Do Much House, Lebak Bulus, Jakarta. Jumat, 25 Agustus 2023.

Kegiatan yang disalurkan melalui Unit Pengumpul Zakat (UPZ) itu dibantu mahasiswa-mahasiswa UI yang tergabung dalam Sahabat Masjid UI.

Ditektur UPZ Masjid UI, Wahyu menjelaskan, kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ke-78 Kemerdekaan RI.

“HUT RI tahun ini kami ingin membangun kepedulian jemaah Masjid UI pada sektor pendidikan,” ujarnya.

Ia mengatakan, anak-anak yang menerima bingkisan juga turut diajak bermain kuis mengenai wawasan Islam bersama Sahabat Masjid UI.

Wahyu mebgeklaim, kegiatan yang diinisasinya itu disambut baik orang tua penerima bantuan. Mereka berterimakasih atas sejumlah bantuan perangkat sekolah ini.

Sementara itu, Ketua Sahabat Masjid UI, Sal Bintang menyampaikan, melalui kegiatan tersebut pihaknya berharap anak-anak terus semangat dalam mencari ilmu serta menggapai cita-citanya.

“Terima kasih Masjid UI sudah memberikan peralatan sekolah,” kata dia

Ketua Masjid UI, Achmad Solechan mengapresiasi kegiatan peduli pendidikan tersebut. Ia menegaskan, pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan adalah fokus utamanya sebagai masjid kampus Universitas Indonesia.

“Kami mengajak jamaah masjid UI dan civitas UI untuk bisa bergerak bersama memberdayakan mahasiswa dan masyarakat melalui UPZ Masjid UI,” ungkap dia.

Sebagai informasi, peserta didik di Lumi Do Much House berasal dari berbagai latar belakang, terutama dari kalangan pemulung dan masyarakat yang kurang mampu di sekitar wilayah Lebak Bulus dan sekitarnya. Mereka berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi terbatas, serta latar belakang orang tua mereka sebagai pemulung.

Selain itu, mereka juga sering tinggal di lingkungan perkotaan padat penduduk. Kendala ekonomi mengakibatkan akses terbatas terhadap pendidikan dan layanan kesehatan.

Di sekolah tersebut terdapat tiga tingkatan sekolah mulai dari TK sampai SMP. dan para pengajar tidak mau dianggap menjadi guru namun menjadi pendamping, dan saat ini memiliki 83 peserta didik dari semua tingkatan.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.