Puasa 10 Jam Setiap Hari Bisa Perbaiki Suasana Hati, Kata Peneliti

Ilustrasi diet. Foto: iStockphoto

Ikhbar.com: Penelitian terbaru yang dilakukan King’s College London, Inggris menyebutkan bahwa puasa 10 jam setiap hari mampu memberikan dampak signifikan bagi kesehatan. Selain menurunkan berat badan, metode ini juga terbukti mampu memperbaiki mood (suasana hati) dan meningkatkan kualitas tidur.

Model makan ini dikenal sebagai time-restricted eating (TRE) yang merupakan bagian dari metode intermittent fasting. Metode ini mengharuskan seseorang hanya mengonsumsi makanan dalam waktu tertentu setiap harinya.

Berbeda dari anggapan umum bahwa puasa semacam ini sulit dilakukan, riset terbaru justru menunjukkan bahwa pendekatan sederhana ini dapat diterapkan secara realistis dan nyaman, bahkan di tengah rutinitas padat atau saat perayaan yang identik dengan makanan melimpah.

Penelitian yang melibatkan lebih dari 37.000 responden ini pada awalnya diminta menjalani pola makan seperti biasa selama satu minggu. Setelah itu, mereka diarahkan untuk membatasi waktu makan hanya dalam durasi 10 jam per hari selama dua minggu. Proses pemantauan dilakukan melalui aplikasi kesehatan bernama ZOE.

Baca: Ahli Sebut Gen Z Rentan Kena Kanker Kolektoral, Apa Itu?

Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan energi, penurunan rasa lapar, serta perbaikan suasana hati secara keseluruhan. Menariknya, sebagian besar peserta merasa metode ini cukup mudah dijalani, bahkan berencana untuk terus melanjutkannya di luar masa studi.

“Yang paling membahagiakan adalah pendekatan ini tidak memerlukan pengorbanan besar. Hanya dengan mengatur waktu makan, manfaatnya sudah terasa,” ujar salah satu peneliti King’s College London, Prof. Sarah Berry dikutip dari The Healthy pada Kamis, 17 April 2025.

Prof. Berry menambahkan bahwa konsistensi memegang peran penting dalam efektivitas metode ini. Mereka yang tidak konsisten tidak merasakan manfaat signifikan sebagaimana peserta lain yang menjalaninya secara rutin.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa waktu makan sama pentingnya dengan jenis makanan yang dikonsumsi.

“Kita tak harus makan sepanjang hari. Faktanya, sebagian orang justru merasa lebih kenyang dan lebih bertenaga hanya dengan membatasi waktu makan mereka,” tegasnya.

Temuan ini juga sejalan dengan riset dari Amerika Serikat (AS) yang diterbitkan dalam Journal of the American Medical Association (JAMA). Studi tersebut menyatakan bahwa membatasi jam makan lebih efektif dalam mengontrol berat badan dibanding hanya menghitung kalori.

Berbeda dari diet ketat yang melarang jenis makanan tertentu, pendekatan TRE justru memberi kebebasan. Seseorang tetap bisa sarapan, makan siang, dan makan malam, asal semuanya dikonsumsi dalam rentang waktu 10 jam.

“Contohnya, sarapan pukul 9 pagi dan makan malam sebelum pukul 7 malam. Sisa waktu 14 jam digunakan untuk berpuasa, yang sebagian besar berlangsung saat tidur malam,” katanya.

Pola ini juga terbukti membantu mereka yang memiliki kebiasaan ngemil di luar jam makan. Setelah menerapkan pola 10 jam ini, banyak peserta melaporkan bahwa mereka tidak lagi merasa lapar di malam hari dan lebih bertenaga di pagi harinya.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.