Ikhbar.com: Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengumumkan keputusan negaranya untuk mengakui Palestina sebagai sebuah negara.
Langkah diplomatik ini diambil di tengah meningkatnya krisis kemanusiaan di Gaza, meskipun Israel mengecam keras keputusan tersebut.
Macron akan meresmikan pengakuan ini di Sidang Umum PBB pada September mendatang, dengan menyatakan bahwa prioritas utama adalah menghentikan perang di Gaza dan menyelamatkan penduduk sipil.
Baca: Akhirnya Eropa pun Muak dengan Israel?
“Yang mendesak hari ini adalah perang di Gaza berhenti dan penduduk sipil diselamatkan,” ujarnya, dikutip dari AP News, pada Sabtu, 26 Juli 2025.
Langkah Prancis ini, yang menjadikannya kekuatan Barat terbesar yang mengakui Palestina, menambah tekanan diplomatik pada Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam keputusan Macron, menyebutnya “penghargaan pada teror” yang berisiko menciptakan proksi Iran. Di sisi lain, Otoritas Palestina menyambut baik pengakuan ini.
Namun, Amerika Serikat (AS) melalui Menteri Luar Negeri Marco Rubio, menolak rencana Macron, dan menyebutnya “keputusan sembrono” yang menghambat perdamaian dan menguntungkan propaganda Hamas.
Prancis sendiri, yang memiliki populasi Yahudi dan Muslim terbesar di Eropa Barat, menunjukkan peningkatan frustrasi terhadap perang Israel di Gaza.
Baca: 300 Ribu Warga Italia Turun ke Jalan, Tuntut Israel Akhiri Perang
Pengumuman ini datang setelah pembicaraan gencatan senjata Gaza yang gagal dan menjelang konferensi dua negara yang akan diselenggarakan bersama Prancis dan Arab Saudi minggu depan.
Macron akan bergabung dengan pemimpin Inggris dan Jerman untuk membahas situasi Gaza, termasuk penyaluran bantuan makanan dan upaya menghentikan pertempuran. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menegaskan hak Palestina untuk bernegara dan menyebut penderitaan di Gaza “tidak terlukiskan dan tidak dapat dipertahankan.”