Perundingan Global soal Plastik Gagal, Krisis Lingkungan Terancam Memburuk

Sampah plastik berserakan di lingkungan. Foto: Unsplash/Suru Han

Ikhbar.com: Upaya negara-negara untuk menyepakati kesepakatan global pengendalian polusi plastik kembali gagal, setelah perundingan di Jenewa, Swiss, berakhir tanpa kesepakatan.

Kebuntuan terjadi karena perbedaan pandangan terkait pembatasan produksi plastik dan pengendalian bahan kimia beracun dalam proses pembuatannya.

Baca: Sampah Plastik bikin Rugi Dunia hampir Rp25 Triliun per Tahun

“Kali ini, negara-negara petro tidak hanya menyandera kesepakatan plastik, tetapi juga mencoba mencekiknya di bak mandi dan mengubur jasadnya,” ujar penasihat kebijakan dari Environmental Investigation Agency, Tim Grabiel, dikutip dari The Guardian, pada Jumat, 15 Agustus 2025.

Delegasi dari 184 negara menolak dua draf kesepakatan yang diajukan Ketua Komite Negosiasi, Luis Vayas Valdivieso.

Negara produsen minyak dan gas menentang pembatasan produksi plastik dan mendorong fokus pada pengelolaan limbah, desain, daur ulang, serta penggunaan kembali.

Sementara lebih dari 100 negara mendesak adanya pembatasan produksi, sejalan dengan rekomendasi ilmiah yang menyoroti siklus hidup plastik dari ekstraksi hingga pembuangan.

Baca: Sampah Plastik di Asia Tenggara dan Timur Terancam Naik 70 Persen pada 2050

Tanpa kebijakan baru, produksi plastik global yang kini melebihi 400 juta ton per tahun diperkirakan melonjak hingga 70% pada 2040.

Negara-negara pulau kecil yang tergabung dalam negara kepulauan kecil yang sedang berkembang (SIDS) menyebut kegagalan ini tidak adil, karena mereka harus menanggung dampak krisis lingkungan yang kontribusinya minim.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.