Ikhbar.com: Wirausahawan muda asal Kenya, Elly Savatia, berhasil meraih penghargaan bergengsi Africa Prize for Engineering Innovation berkat aplikasi buatannya, Terp 360, yang mampu menerjemahkan ucapan ke dalam bahasa isyarat secara real time menggunakan avatar 3D berbasis kecerdasan buatan (AI).
Aplikasi berbasis web ini memungkinkan pengguna tunarungu berkomunikasi tanpa bergantung pada juru bahasa manusia.
“Bayangkan seperti Google Translate, tapi untuk bahasa isyarat,” ujar Savatia, dikutip dari CNN, pada Jumat, 24 Oktober 2025.
Baca: Wisatawan Malaysia Kagum dengan Al-Qur’an Bahasa Isyarat Kemenag
Melalui aplikasi tersebut, pengguna dapat memasukkan teks atau suara yang kemudian diterjemahkan oleh avatar fotorealistik ke dalam bahasa isyarat.
Terp 360 dikembangkan bersama komunitas tunarungu di Kenya dan telah merekam lebih dari 2.300 isyarat, termasuk frasa dan kosakata umum, dengan bantuan sensor gerak untuk menangkap gerakan tangan.
Savatia menuturkan bahwa keterbatasan akses terhadap juru bahasa membuat banyak penyandang tunarungu kesulitan mendapatkan layanan publik maupun pendidikan.
Ia berharap Terp 360 dapat menjadi solusi inklusif di tengah mahalnya biaya penerjemah manusia.
Ke depan, aplikasi ini akan diperluas untuk mendukung berbagai bahasa isyarat lain di Afrika dan dunia, seperti bahasa isyarat Rwanda, Uganda, Afrika Selatan, Inggris, dan Amerika pada pertengahan 2027.
Penghargaan tersebut diserahkan oleh Royal Academy of Engineering di Inggris pada 16 Oktober lalu di Dakar, Senegal. Savatia menerima hadiah sebesar £50.000 atau sekitar Rp1,11 miliar.
Baca: 500 Peserta Ikuti Program Tadarus Al-Qur’an Bahasa Isyarat
Ketua dewan juri, Rebecca Enonchong, menilai inovasi Savatia sebagai bukti bahwa teknologi mutakhir dapat dikembangkan oleh anak muda Afrika untuk menjawab persoalan sosial di benua itu.
Menurut Enonchong, teknologi bantu seperti Terp 360 memiliki dampak sosial yang besar.
“Solusi Savatia benar-benar bekerja dan bisa mengubah hidup banyak orang,” ujarnya.