Ny. Sinta: Gus Dur Berjuang dari Bawah Bersama Rakyat

Nyai Sinta Nuriyah Wahid pada Haul Ke-16 Gus Dur, Sabtu (20/12/2025) malam di Ciganjur. Foto: Panitia

Ikhbar.com: Istri Presiden ke-4 RI, Ny. Sinta Nuriyah Wahid menegaskan bahwa perjuangan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tidak pernah lepas dari denyut kehidupan rakyat.

Menurutnya, Gus Dur telah membangun jalan kepemimpinan dengan berangkat dari rakyat, hidup bersama rakyat, dan mengabdikan seluruh kebijakannya untuk kepentingan masyarakat luas.

Pernyataan tersebut disampaikan Nyai Sinta dalam acara Haul Ke-16 Gus Dur bertema Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat yang digelar di kediaman Gus Dur, Ciganjur, Jakarta, pada Sabtu, 20 Desember 2025. Acara itu dihadiri keluarga, tokoh agama, serta masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia.

Ny. Sinta menyampaikan bahwa sejak awal perjalanan hidupnya, Gus Dur memilih jalur perjuangan yang membumi. Ia hadir di tengah masyarakat sebagai bagian dari rakyat biasa dan merintis pengabdiannya dari lapisan bawah, dengan tujuan menjaga hak, martabat, dan keadilan sosial.

Baca: 3 Sorotan Haul Ke-16 Gus Dur 2025

“Gus Dur turun ke tengah-tengah masyarakat menjadi rakyat biasa dan memulai perjuangannya dari rakyat dan untuk rakyat. Bahkan masyarakat Papua sampai sekarang masih selalu memanggil-manggil Gus Dur. Karena saking rindunya kepada Gus Dur, yang dipanggil-panggil akhirnya saya,” ujar Nyai Sinta.

Nyai Sinta menjelaskan, kerinduan masyarakat Papua terhadap Gus Dur bukan sekadar kenangan masa lalu. Ia menilai, hal tersebut menunjukkan kuatnya ikatan batin antara Gus Dur dan rakyat yang selama ini dibela serta diperjuangkannya tanpa pamrih.

“Itu karena rasa rindunya kepada Gus Dur. Itulah yang telah diperjuangkan oleh Gus Dur,” katanya.

Menurut Nyai Sinta, Gus Dur tidak hanya tampil sebagai pemimpin negara, tetapi juga sebagai figur yang memberikan pengakuan, penghormatan, dan rasa keadilan bagi rakyat kecil serta kelompok yang selama ini terpinggirkan.

Kedekatan Gus Dur dengan aspirasi rakyat, lanjutnya, menjadi fondasi kuat yang melahirkan kepercayaan dan dukungan luas. Dukungan tersebut mencapai puncaknya ketika Gus Dur terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia melalui kehendak rakyat.

“Puncak penghargaan dan penghormatan rakyat atas perjuangan Gus Dur adalah terpilihnya Gus Dur menjadi Presiden Republik Indonesia. Gus Dur menjadi presiden atas kehendak dan pilihan rakyat,” ucap Nyai Sinta.

Ia menegaskan, jabatan presiden tidak digunakan Gus Dur untuk kepentingan kekuasaan semata. Selama memimpin, Gus Dur justru membuka ruang negara agar lebih dekat dengan masyarakat, termasuk membuka akses istana bagi rakyat.

Bahkan jauh sebelum menjadi presiden, saat memimpin Nahdlatul Ulama, Gus Dur telah menunjukkan keberpihakan dengan menggunakan otoritasnya untuk melindungi kelompok minoritas dan mereka yang diperlakukan tidak adil.

“Gus Dur memberi teladan kepemimpinan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, meskipun harus menghadapi risiko politik besar hingga kehilangan jabatan sebagai presiden,” tutup Nyai Sinta.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.