Nasib Timnas Palestina jelang Piala Asia 2024, Pelatih: Mereka Menderita

Pemain Timnas Palestina saat melakoni pertandingan persahabatan FIFA Matchday melawan Timnas Indonesia di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur. Foto: ANTARA/Zabur Karuru/hp.

Ikhbar.com: Tim Nasional (Timnas) sepak bola Palestina akan ikut serta pada ajang Piala Asia 2024 di Qatar. Mereka tergabung di Grup C bersama Iran, Uni Emirat Arab, dan Hongkong.

Namun dalam turnamen yang akan dimulai pada 12 Januari hingga 10 Februari 2024 itu, Timnas Palestina menghadapi situasi yang sulit. Hal itu tak lepas dari kondisi negara tersebut yang tengah menghadapi konflik dengan Israel.

Pelatih Timnas Palestina, Makram Daboub mengatakan, anak didiknya tengah menghadapi badai psikologis. Ia mengungkapkan, adanya perang di Jalur Gaza sangat berefek pada para pemain.

“Ada masalah psikologis yang menyerang anak asuh kami saat menjalani pemusatan latihan di Arab Saudi. Para pemain hanya bisa terpaku dan diam kala melihat berita di televisi yang berkaitan dengan perang di Gaza,” ujar Daboub dikutip dari AFP pada Jumat, 5 Januari 2024.

“Para pemain juga hening kala berada di bus saat menuju tempat latihan dan di hotel menginap,” imbuh pelatih berusia 51 tahun itu.

Juru taktik asal Tunisia itu mengungkapkan, kondisi para pemainnya itu dikarenakan mereka tak bisa melepaskan pikirannya dari keluarga yang berada di Palestina.

“Para pemain memiliki perasaan cemas terus-menerus terhadap keluarga mereka. Kami mempunyai masalah fisik, teknis dan taktik karena penundaan turnamen, serta masalah psikologis,” kata dia.

Baca: Selain Al-Aruri, Ini Daftar Pimpinan Hamas yang Gugur di Tangan Israel

Sejak perang antara Hamas dan Israel pada 7 Oktober, pertandingan sepak bola di Jalur Gaza dan Tepi Barat Palestina yang diduduki Israel telah ditangguhkan. Banyak pemain merasa resah seperti Mahmoud Wadi dan Mohammed Saleh yang keluarganya terjebak di Gaza. 

Daboub menambahkan, sejumlah pemainnya juga memiliki kerabat yang harus melarikan diri dari serangan militer Israel yang tiada henti di wilayah utara Gaza. Keluarga pemain kebanyakan mencari wilayah aman di wilayah selatan Gaza.

Kondisi tersebut mengakibatkan para pemain Palestina tidak bisa fokus menjelang digelarnya Piala Asia 2024.

“Para pemain benar-benar berada dalam fase terburuk mereka. Mereka menderita,” tegas dia.

Daboub mengatakan, Mohammed Rashid dan kawan-kawan berharap untuk lolos ke tahap akhir Piala Asia 2024. Jika itu tercapai, maka akan mengangkat martabat sepak bola Palestina.

Yang paling penting, lanjut dia, mengibarkan bendera Palestina di arena olahraga internasional berarti juga menegaskan identitas Palestina di mata dunia. 

“Ini menunjukkan bahwa rakyat Palestina berhak mendapatkan kebebasan dan kehidupan yang lebih baik,” ucap dia.

Sementara itu, Presiden Federasi Sepak Bola Palestina, Jibril Rajub mengatakan, perang yang terus berkecamuk di Gaza mendatangkan malapetaka pada gerakan olahraga dan pemuda di negerinya.

“Sejauh ini, lebih dari 1.000 anggota gerakan olahraga, pemuda, dan pramuka telah terbunuh,” kata Rajub.

Rajub menuduh pasukan Israel menargetkan klub-klub olahraga Palestina. Hal itu dibuktikan Stadion Sepak Bola Yarmouk di Gaza telah diubah oleh pasukan Israel menjadi pusat penahanan dan interogasi.

Ia menjelaskan, Stadion Yarmouk dibangun pada tahun 1939 dan menjadikannya salah satu stadion tertua di wilayah Palestina. 

“Federasi telah mengirimkan surat kepada Komite Olimpiade Internasional dan FIFA untuk menuntut adanya penyelidikan internasional terhadap kejahatan pendudukan Israel terhadap olahraga dan atlet di Palestina,” tandasnya.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.