Ikhbar.com: Pemerintah Malaysia bersiap mengesahkan Sultan Johor, Sultan Ibrahim bin Almarhum Sultan Iskandar sebagai Yang di-Pertuan Agong Ke-17 atau Raja Malaysia dan Sultan Perak, Sultan Nazrin Muizzuddin Shah bin Almarhum Sultan Azlan Muhibbuddin Shah menjadi Wakil Yang di-Pertuan Agong
“Sultan Ibrahim telah terpilih sebagai Yang di-Pertuan Agong Ke-17 pada Oktober 2023 lalu, untuk masa pemerintahan lima tahun ke depan, mulai 31 Januari 2024,” ujar kerajaan dalam konferensi pers di Istana Negara, dikutip dari The Star Malaysia, pada Senin, 29 Januari 2024.
Baca: 5 Rukun Warga Malaysia Mirip Pancasila
Sebelumnya para Sultan Malaysia telah bertemu dan bermusyawarah pada Jumat, 26 Januari 2024. Mereka mendatangi istana negara sejak pagi di akhir masa jabatan Raja Abdullah Sultan Ahmad Shah.
Raja Abdulah Ahmad Shah, yang merupakan Sultan Pahang, naik tahta pada 15 Januari 2019 dan telah habis masa jabatannya pada 11 Januari 2024 kemarin.
Malaysia memiliki sistem monarki yang unik dengan menerapkan sistem bergilir kepada sultan-sultan Melayu di sembilan negara bagian untuk menjadi Raja Malaysia. Sistem ini dimulai ketika negara tersebut memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada 1957.
“Raja akan didahulukan atas semua orang di federasi. Kekuasaannya lebih luas dibandingkan kekuasaan masing-masing,” tulis konstitusi Malaysia.

“Hal ini termasuk memiliki keleluasaan tunggal untuk menunjuk perdana menteri (PM) dan menolak permintaan pembubaran parlemen,” tulis aturan tersebut.
Raja juga mempunyai kekuasaan untuk mengampuni orang yang dihukum. Pada 2018, pendahulu Raja Abdulah Ahmad Shah, Sultan Muhammad V, memberikan pengampunan kepada Anwar Ibrahim (saat ini Perdana Menter/PM Malaysia) yang saat itu dipenjara atas tuduhan sodomi dan korupsi karena diyakini bermuatan politis.
Baca: McDonald’s Malaysia Tuntut Gerakan Boikot Produk Israel Rp20 Miliar
Sebagai raja yang baru, Sultan Ibrahim dikenal memiliki sikap yang lebih blak-blakan mengenai politik, berbeda dengan penguasa tradisional Malaysia lainnya. Sultan Ibrahim juga diniliai memiliki hubungan baik dengan PM Anwar Ibrahim.
Sultan Ibrahim memiliki berbagai kendali bisnis dengan saham di sejumlah perusahaan besar. Termasuk di perusahaan swasta yang memiliki usaha patungan dengan proyek Forest City milik pengembang properti China, Country Garden.