Ikhbar.com: Tragedi penerbangan domestik terburuk di Korea Selatan terjadi di Bandara Internasional Muan, ketika Penerbangan Jeju Air 7C 2216, sebuah Boeing 737-800, mengalami kecelakaan saat mencoba mendarat.
Pesawat yang membawa 181 penumpang dan awak tersebut menabrak pagar perimeter bandara, kemudian terbakar.
Baca: 10% Karyawan di Korea sudah Diganti Robot
Kejadian ini menewaskan 179 orang, termasuk seorang anak laki-laki berusia 3 tahun, dan pria tertua berusia 78 tahun. Korban juga mencakup dua warga negara Thailand. Sementara dua anggota awak berhasil selamat.
Pihak berwenang menghadapi tekanan dari keluarga korban yang ingin segera mengidentifikasi jenazah. Namun, polisi menyatakan bahwa identitas hanya akan diumumkan setelah analisis sidik jari selesai.
Landasan pacu di Bandara Muan akan ditutup hingga 1 Januari 2025 untuk penyelidikan lebih lanjut. Dugaan awal mengarah pada tabrakan burung yang menyebabkan kerusakan roda pendaratan pesawat.
Presiden Jeju Air, Kim E-bae, menyatakan simpatinya, dan berjanji untuk bekerja sama dengan otoritas dalam mengungkap penyebab kecelakaan.
Baca: Kebelet ke Toilet, Masinis di Korea Kacaukan Jadwal Ratusan Kereta
“Apa pun penyebabnya, saya sangat merasakan tanggung jawab saya sebagai CEO. Jeju Air akan melakukan segala dayanya untuk mempercepat upaya pemulihan dan memberikan dukungan penuh kepada keluarga para korban,” ungkap Kim, dikutip dari Korea Herald, pada 30 Desember 2024.
Sebagai respons, pemerintah Korea Selatan menetapkan Muan sebagai zona bencana khusus untuk menyediakan bantuan darurat, termasuk dukungan finansial dan medis.
Upaya pemulihan dan penyelidikan masih berlangsung untuk memberikan keadilan bagi para korban dan keluarga mereka.
Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.