Israel belum Buka Penyeberangan Rafah, Bantuan Kemanusiaan Terhambat

Warga Palestina berjalan melewati reruntuhan bangunan yang hancur, di tengah gencatan senjata antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza, 16 Oktober 2025. Foto: Reuters/Dawoud Abu Alkas

Ikhbar.com: Israel dan Hamas kembali saling menuduh melanggar kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat (AS), sementara pembukaan kembali penyeberangan Rafah di perbatasan Gaza–Mesir masih belum memiliki kepastian waktu.

Pemerintah Israel menyebutkan bahwa persiapan teknis tengah dilakukan untuk membuka jalur bagi pergerakan warga sipil, tetapi bukan untuk pengiriman bantuan kemanusiaan.

Perselisihan antara kedua pihak kian memanas setelah Israel menuntut Hamas menyerahkan seluruh jenazah sandera yang tewas di Gaza.

Baca: Israel Khianati Gencatan Senjata di Hari Pertama

“Kami tidak akan berkompromi sampai seluruh jenazah dikembalikan,” ujar juru bicara pemerintah Israel, dikutip dari Reuters, pada Kamis, 16 Oktober 2025.

Hamas membalas dengan tuduhan bahwa pasukan Israel melanggar gencatan senjata dengan menembak sedikitnya 24 warga Palestina sejak Jumat.

Sementara itu, PBB memperingatkan bahwa bantuan kemanusiaan ke Gaza masih jauh dari cukup.

Ribuan truk bantuan dibutuhkan setiap pekan untuk mengatasi krisis pangan, medis, dan logistik di wilayah yang kini porak-poranda akibat perang.

Baca: Perjanjian Damai Diteken, Dunia Siap Bangun Ulang Gaza

“Jumlah bantuan yang masuk ke Gaza saat ini hanya setetes air di lautan,” kata kepala kantor media Hamas di Gaza, Ismail Al-Thawabta.

Data Kementerian Kesehatan Gaza mencatat hampir 68.000 warga Palestina tewas sejak konflik meletus pada Oktober 2023.

Meski perang dinyatakan berhenti sementara, sebagian besar dari 2,2 juta penduduk Gaza masih kehilangan tempat tinggal dan bergantung pada bantuan luar negeri yang kini tertahan di perbatasan Rafah.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.