Ikhbar.com: Proyek ambisius Lunar Hatch yang digagas peneliti kelautan Prancis, Dr. Cyrille Przybyla, tengah menguji kemungkinan membudidayakan ikan laut jenis sea bass di luar angkasa, termasuk di Bulan dan Mars, sebagai sumber protein bagi astronaut.
Berlokasi di Palavas-les-Flots, Prancis Selatan, laboratorium kecil ini membesarkan sea bass yang telurnya akan diluncurkan ke luar angkasa.
Di sana, telur tersebut diharapkan menetas saat mencapai Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Untuk tahap awal, ikan akan diamati lalu dibekukan dan dikembalikan ke Bumi. Tujuan akhirnya ialah peternakan ikan mandiri di Bulan.
“Ikan merupakan sumber protein yang sangat baik karena merupakan organisme hewani yang paling baik dicerna oleh tubuh,” ujar Przybyla, dikutip dari The Guardian, pada 29 April 2025.
Ia menjelaskan, kandungan omega-3 dan vitamin B dalam ikan penting bagi astronaut.
Proyek ini bukan eksperimen luar angkasa pertama dengan ikan. Sejak 1973, berbagai jenis ikan seperti mummichog, guppy, dan zebrafish telah dikirim ke luar angkasa untuk keperluan penelitian.
Namun, Lunar Hatch menjadi inisiatif pertama yang secara serius menargetkan budidaya ikan sebagai pangan rutin astronaut.
Baca: Ada Pertunjukan Benda Langit di Bulan Mei, Catat Tanggalnya!
Dalam skenario Lunar Hatch, air dari es di kawah kutub Bulan akan dimanfaatkan untuk kolam ikan. Limbah ikan digunakan untuk menumbuhkan mikroalga dan zooplankton, sementara kotorannya diurai oleh udang dan cacing yang juga bisa dikonsumsi. Sistem ini dirancang mandiri dan minim limbah selama empat hingga lima bulan.
Untuk memberi dua porsi ikan per minggu kepada tujuh astronaut selama 16 minggu, diperlukan sekitar 200 ekor sea bass. Sebagai perbandingan, kelompok kontrol akan tetap di Bumi.
Gagasan ini mulai dikembangkan sejak 2016, ketika European Space Agency membuka peluang riset untuk basis bulan “Moon Village“.
Setelah menerima pendanaan awal dari Badan Antariksa Prancis (CNES) pada 2018, eksperimen berlanjut dengan simulasi getaran peluncuran roket Soyuz dan pengujian terhadap radiasi kosmik dan gravitasi tinggi.
“Semua simulasi di Bumi telah kami lakukan. Sekarang kami menunggu misi luar angkasa untuk memverifikasi data,” kata Przybyla.
Saat ini, ia dan CNES tengah menunggu slot peluncuran dari NASA di Kennedy Space Center, Florida.
Baca: Perusahaan Cina bakal Utus Robot AI ke Bulan
Sementara Cina juga mengembangkan sistem akuakultur tertutup di stasiun luar angkasa mereka, balapan pun dimulai.
Lebih dari sekadar proyek antariksa, Lunar Hatch juga membawa dampak di Bumi. Menurut Przybyla, sistem budidaya tertutup yang hemat sumber daya ini, bisa diaplikasikan untuk memberi makan komunitas terpencil secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.